JKSN dan Pergunu Minta Presiden Tetapkan Kiai Yusuf Hasyim dan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional

JKSN dan Pergunu Minta Presiden Tetapkan Kiai Yusuf Hasyim dan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat memimpin shalat malam dan istighatsah di kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara II Surabaya, Ahad (26/10/2025) malam. Foto: MMA/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) dan Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) yang dipimpin Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, minta agar Presiden RI Prabowo Subianto menetapkan KH Muhammad Yusuf Hasyim dan KH Abbas Abdul Jamil sebagai pahlawan nasional. Alasannya, karena Kiai Muhammad Yusuf Hasyim dan Kiai Abbas Abdul Jamil secara ilmiah dan fakta-fakta historis paling layak menjadi pahlawan nasional. 

Menurut Kiai Asep, fakta-fakta historis dan ilmiah yang mendukung Kiai Muhammad Yusuf Hayim sebagai pahlawan mencapai 76 sumber primer. Sedang Kiai Abbas Abdul Jami sebanyak 74 sumber primer.  

“Dari 40 calon anggota calon pahlawan yang dibahas TP2GP, Kiai Muhammad Yusuf Hasyim dan Kiai Abbas Abdul Jamil secara ilmiah dan fakta historis merupakan calon pahlawan paling kredibel dan paling memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” kata Ketua Umum Pergunu dan Ketua Umum JKSN Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kepada wartawan di sela-sela menggelar shalat malam dan istighatsah di kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara II Surabaya, Ahad (26/10/2025) malam.

Dalam acara shalat malam dan istighatsah itu Kiai Asep dan para kiai selain mendoakan Kiai Muhammad Yusuf Hasyim dan Kiai Abbas Abdul Jamil sebagai pahlawan nasional juga mendoakan Presiden Prabowo Subianto, Gubernur Khoifah Indar Parawansa, Bupati Mojokerto Dr Muhammad Al Barra (Gus Bara) dan Bupati Serang Ratu Rochmatuzzakiah. 

Guru Besar sosiologi UINSA Sunan Ampel Surabaya ini mengaku mengadakan penelitian tentang Kiai Muhammad Yusuf Hasyim dan Kiai Abbas Abdul Jalil bersama para sejarawan selama satu setengah tahun.

Menurut dia, banyak sekali referensi dan artefak serta bukti-bukti sejarah, termasuk berbagai penghargaan dari Presiden RI Soekarno dan Presiden Soeharto serta para menteri terkait Orde lama dan Orde baru terhadap Kiai Muhammad Yusuf Hasyim.

“Jadi para sejarawan yang kami kordinasi menyimpulkan Kiai Muhammad Yusuf Hasyim sangat memenuhi syarat karena didasarkan pada 76 sumber primer. Jadi, banyak sekali sumber primernya dan bahkan terbanyak di antara calon pahlawan yang lain. Sedangkan Kiai Abbas berdasarkan 74 sumber primer,” kata kiai miliarder tapi dermawan itu.

“Karena itu sangat rasional dan wajar jika TP2GP menilai Kiai Muhammad Yusuf Hasyim dan Kiai Abbas Abdul Jamil memenuhi syarat (MS) dan bahkan sangat memenuhi syarat (SMS),” tambah Kiai Asep yang juga pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.

Tapi Kiai Asep mengaku mendapat informasi bahwa saat pembahasan di Dewan Gelar, dua ulama yang sangat berjasa terhadap bangsa dan negara Indonesia itu, tidak masuk 20 daftar calon pahlawan yang diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Jika informasi ini benar, maka masyarakat akan punya penilaian lain terhadap Dewan Gelar. Ini yang sangat saya khawatirkan. Padahal anggota Dewan Gelar itu ada dua professor dan juga ada jenderal merah putih. Yaitu Profesor Nazaruddin Umar (Menag) dan Prof Dr Agus Mulyana serta Jenderal Jamari Chaniago dan yang lain. Saya sangat mengenal beliau-beliau sangat berintegritas dan jujur karena beliau-beliau adalah sahabat saya. Apalagi Ketua Dewan Gelar-nya adalah Pak Fadli Zon, menteri kebudayaan,” tegas Kiai Asep yang memiliki puluhan ribu santri.

Kiai Asep yang merupakan putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu berharap Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah bijak.

“Karena Bapak Presiden Prabowo punya otoritas untuk menetapkan pahlawan nasional. Kami bersama para kiai berharap jangan sampai tokoh-tokoh yang sudah dikaji sangat layak ditetapkan sebagai pahlawan nasional terabaikan begitu saja karena pertimbangan subyektif,” ujar Kiai Asep Saifuddin Chalim.

“Kami mempersilakan 20 calon pahlawan itu ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Tapi jangan sampai Kiai Muhamamd Yusuf Hasyim dari Pesantren Tebuireng Jombang dan Kiai Abbas Abdul Jamil dari Pesantren Buntet Cirebon diabaikan. Jadi kami berharap Bapak Presiden menetapkan Kiai Muhammad Yusuf Hasyim dan Kiai Abbas sebagai pahlawan nasional pada 2025 tanpa menganulir calon pahlawan yang lain,” kata Kiai Asep.

Karena jasa Kiai Muhammad Yusuf Hasyim dan Kiai Abbas sangat besar. “Saya kira seandainya tidak ada kalimat 10 November atau tidak ada peristiwa pertempuran 10 November bisa jadi Surabaya lepas ke tanganInggris atau sekutu yang diboncengi Belanda,” kata Kiai Asep.

Nah, tokoh yang paling berperan dalam pertempuran 10 November itu adalah Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Kiai Abbas, Bung Tomo dan Kiai Muhammad Yusuf Hasyim.

“Atas perintah Hadratussyaikh, Kiai Abbas yang menentukan waktu menyerang, yaitu saat fajar 10 November 1945,” kata Kiai Asep. “Jadi ketika Bung Tomo bertanya kepada Hadratussyaikh, kapan kita akan menyerang, Hadratussyaikh menjawab tunggu Kiai Abbas. Dan Kiai Abbas kemudian menentukan waktu fajar 10 November. Kiai Abbas dan Laskar Hizbullah berangkat dari Pesantren Tebuireng Jombang naik kereta Expres ke Surabaya yang kemudian melakukan serangan sampai Jenderal kebanggaan Inggris Mallabi mati ditembak santri Tebuireng,” tegas Kiai Asep.

Sementara Kiai Muhammad Yusuf Hasyim berhasil merebut lima garis Van Mook yang dikuasasi Hindia Belanda. “Semua garis Van Mook dari Jombang sampai ke Surabaya dicabik-cabik dan dikuasai oleh Kiai Muhammad Yusuf Hasyim,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa Kiai Muhammad Yusuf Hasyim yang merupakan putra Hadratussya berjuang sejak usia 12 tahun.