BLITAR, BANGSAONLINE.com - Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, akhirnya buka suara soal kematian salah satu santri usai menjadi korban pengeroyokan temannya.
Salah satu pimpinan Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq, Wafa Bahrul Amin, menjelaskan akar masalah terjadinya pengeroyokan hingga mengakibatkan korban berinisial MAR (14) meninggal dunia.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Dijelaskan, korban sebelumnya memang melakukan pelanggaran aturan pondok pesantren. Atas kesalahan yang juga telah diakui korban, pengasuh pondok pesantren kemudian melakukan sidang tertutup.
Namun, para pelaku tidak mengetahui bahwa korban sudah disidang dan permasalahan sudah selesai. Mereka kemudian melakukan tindakan pengeroyokan dengan alasan memberi efek jera.
"Para pelaku itu tidak tahu bahwa sudah dilakukan persidangan. Mereka kemudian melakukan tindakan seperti itu dengan motif memberi jera. Sudah saya tanya ke mereka (para pelaku) namun karena mereka ini anak-anak yang naluri dan nalarnya belum sinkron lantas terjadi kejadian seperti itu," urai Bahrul kepada awak media, Selasa (9/1/2024).
Baca Juga: Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Pria di Kota Blitar Terancam 6 Tahun Penjara
Saat mengetahui korban tak sadarkan diri, para pelaku kemudian kaget dan menyesali perbuatannya. Mereka kemudian lapor ke pengurus pondok dan dilanjutkan membawa korban ke rumah sakit.
"Anak-anak itu kemudian seketika tahu kondisi korban juga kaget dan menyesal, semua lemes," imbuhnya.
Soal tindak lanjut pondok pesantren atas kasus ini, Bahrul mengatakan bahwa pihaknya mengikuti prosedur hukum kepolisian.
Baca Juga: Aktivis Antikorupsi Blitar Geruduk 2 Kejari, Desak Usut Aktor Kunci Kasus Rasuah
"Sesuai kepolisian ternyata mereka wajib lapor. Untuk sementara mereka kembali ke pondok dan sudah diberikan surat yang menjamin mereka tetap berada di pondok," ujarnya.
Lebih jauh, ia juga menjamin bahwa ke depannya kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi untuk berbenah, terutama dalam meningkatkan keamanan dan pengawasan di lingkungan pondok pesantren.
"Ke depan kejadian ini jadi bahan evaluasi kami untuk berbenah meningkatkan keamanan di pondok kami," katanya.
Baca Juga: Korban Kecelakaan di Blitar Diketahui Bawa Ganja, Polisi Dalami Keterlibatan Jaringan Narkoba
Lebih lanjut, ia menyatakan keluarga korban sejauh ini sudah mulai menerima peristiwa ini sebagai musibah. Pihak pondok pesantren telah berkomunikasi dengan keluarga korban.
"Alhamdulillah sudah menerima musibah ini. Tapi kami akan tetap melakukan silaturahmi karena korban ini adalah santri kami juga," pungkasnya.
Sebelumnya, santri Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq meninggal dunia akibat dikeroyok 17 santri lain akibat dugaan melakukan pencurian uang. Korban meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Baca Juga: Terekam CCTV, Istri Anggota DPRD Blitar Jadi Korban Jambret saat Berkendara
Peristiwa itu terjadi pada Selasa 2 Januari 2024 tengah malam usai para santri kembali ke pondok setelah libur tahun baru. (ina/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News