Kasatreskrim Polres Sampang Janji Tuntaskan Kasus DBHCHT yang Dilaporkan Wartawan

Kasatreskrim Polres Sampang Janji Tuntaskan Kasus DBHCHT yang Dilaporkan Wartawan Kasatreskrim Polres Sampang, AKP Sigit Nursiyo Dwiyugo, saat ungkap kasus kriminal. Foto: MUTAMMIM/BANGSAONLINE

SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Polisi tengah menyelidiki kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) yang dilakukan Diskominfo.

Kasatreskrim Polres, AKP Sigit Nursiyo Dwiyugo, mengaku telah mengetahui laporan DBHCHT yang diadukan oleh PJS (Persatuan Jurnalis). Dalam laporan yang dibuat menyebutkan, Diskominfo menyerap anggaran melalui media atau jasa iklan tertentu.

Baca Juga: Polres Sampang Tangkap Kurir Sabu di Banyuates Beserta BB 0,64 Gram

"Saya baru mengetahui kalau ada laporan dari rekan jurnalis terkait DBHCHT," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (17/1/2024).

Ia menegaskan, kasus ini harus segera dituntaskan karena masuk kategori kasus berat.

"Kasus ini harus diprioritaskan secepat mungkin. Basus ini bukan main-main bagi saya," tegasnya.

Baca Juga: Mayat Tanpa Identitas di Sampang Tak Diautopsi Sebelum Dimakamkan, ini Penjelasan Rumah Sakit

Sigit menyatakan bakal mengkaji berkas-berkas, serta hasil penyelidikan dari penyidik. Bahkan, Satreskrim Polres rela mengurangi jam istirahat untuk menuntaskan kasus ini.

"Dari beberapa kasus yang belum tuntas akan saya dahulukan kasus-kasus yang berat dulu," katanya.

Dari beberapa saksi yang dipanggil, kasus DBHCHT jadi atensi khusus baginya sebagai Kasatreskrim Polres yang baru. Sementara ini, ia bakal menyelesaikan kasus pembunuhan terlebih dahulu.

Baca Juga: Si Jago Merah Lalap Kandang Ayam di Omben Sampang

"Semua kasus jadi atensi saya, namun tidak luput kemungkinan kasus DBHCHT ini juga," pungkasnya.

Ketua PJS, Faris Reza Malik, berharap kasus yang dilaporkan segera dituntaskan polisi. Sebab, Diskominfo dinilai curang dalam laporan yang dibuat.

"Penyidik sudah tahu di mana permainan Diskominfo dan saya sudah menyampaikannya," ucapnya.

Baca Juga: PKL di Sampang Menjerit, Elpiji 3 Kg Tembus Rp20 Ribu

Sebagai pelapor, PJS meminta penyidik memanggil para penerima jasa iklan untuk memastikan harga kesepakatan awal. Apalagi, terkuak perbedaan soal banyaknya iklan tersebut.

"DBHCHT itu direaliasikan kegiatan safari ramadhan bupati dan wabup, sementara setelah dilaporkan diketahui ada media yang tidak ada wartawannya, tetapi menerima jasa iklan, apalagi harganya cukup fantastis," kata Faris.

Ia sedikit membocorkan adanya penerima jasa iklan, tetapi tidak ditemukan di laman media dimaksud. Hal itu disebut sebagai tuyul digital yang dipelihara Diskominfo.

Baca Juga: Sejak November 2024, Tercatat 785 Ekor Sapi di Sampang Terjangkit PMK

"Tuyul digital itu yang menyerap anggaran DBHCHT," tuturnya. (tam/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO