YOGYAKARTA, BANGSAONLINE.com – Di tengah maraknya sorotan masyarakat – terutama para kiai NU - kepada PBNU yang disinyalir mengarahkan dukungan pada paslon capres-cawapres nomor 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, para kader NU berkumpul di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu (20/1/2023). Mereka menggelar diskusi publik bertema NU, Khitah 1926, dan Civil Society.
Diskusi publik itu dihadiri 50 tokoh muda NU. Antara lain: Prof Dr Nadirsyah Hosen, Ulil Abshor, M Imam Aziz, Aguk Irawan, dan lainnya.
Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya
Yang menarik, para tokoh muda NU itu menyoroti sepak terjang PBNU yang dinilai melenceng dari khittah 26. Bahkan dalam pernyataan sikap yang disampaikan dalam press release kepada wartawan, para tokoh muda NU itu minta klarifikasi Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang dianggap cenderung mengarahkan dukungan kepada paslon tertentu.
“Kami warga Nahdliyyin memohon secara khusus kepada PBNU agar mengklarifikasi pernyataan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf terkait salah satu pantunnya yang mengarahkan dukungan pada paslon tertentu. Video acara antara pengurus harian PBNU dan sejumlah kader dan pengurus harian NU se-Jateng di Kendal itu telah beredar secara luas,” demikian pernyataan sikap para tokoh muda NU poin ke-3.
Pantun Gus Yahya itu berbunyi:
Baca Juga: Usai Dilantik, Prabowo Umumkan Nama Menteri dalam Kabinetnya
...Ampel dekat Kaliwungu
Orang-orang nempel ke NU.
Panen kates tumpakno jaran
Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali
Yen ono...
Gus Yahya tidak meneruskan.
''Nanti sajalah.... kalian akan tahu sendiri... pokoknya jaran,'' katanya.
Baca Juga: 45 Anggota DPRD Trenggalek 2024-2029 Resmi Dilantik, Bupati Ucapkan Selamat dan Apresiasi
Tapi para kiai yang hadir dalam acara pertemuan para pengurus NU dengan Gus Yahya di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, itu menafsiri bahwa pantun itu mengarah kepada Prabowo-Gibran. Karena larik pantun pertama menyebut “tumpakno jaran” yang bunyi akhirnya berakhiran huruf ''o'' dan ''n'. Selaras dengan Prabowo-Gibran.
Sementara pernyataan sikap poin ke-4, para kader NU itu minta PBNU mengklarifikasi soal konsesi tambang.
“Kami warga Nahdliyyin memohon agar PBNU memberi klarifikasi secara terang-benderang terkait pemberitan konsesi tambang oleh Presiden Joko Widodo kepada PBNU, sebagai pernyataan yang tidak bertentangan dengan amanat Anggaran Dasar (AD) Bab XI Keuangan dan Kekayaan Pasal 29 ayat 1 dan 2 dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Bab XXV Keuangan dan Kekayaan huruf c, bahwa bantuan pemerintah dan/atau Presiden Joko Widodo tersebut sebagai bantuan yang halal dan tidak mengikat, serta merupakan hibah, hadiah, dan sedekah dari pemerintahan Joko Widodo kepada PBNU yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Baca Juga: Kenalkan Kehidupan Kampus, Unusida Gelar PKKMB untuk Mahasiswa Baru
Oleh karenanya, Ketua Umum PBNU harus memberikan pernyataan terbuka bahwa PBNU tidak akan balas budi kepada Presiden Joko Widodo pada pemilu 2024 nanti, untuk menghindari persepsi publik bahwa konsesi tambang akan diserahkan kepada PBNU setelah pemilu 2024 sebagai jatah dukungan PBNU pada paslon no. 02,” demikian bunyi pernyataan sikap poin 4.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE, kiai-kiai NU resah akibat pernyataan Calon Presiden Prabowo Subianto tentang izin usaha pertambangan (IUP) bekas badan usaha swasta yang diberikan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) viral di media sosial.
Pernyataan Prabowo itu terungkap saat menjawab pertanyaan dalam acara Diskusi Bersama Perwakilan Kiai Kampung se-Indonesia di Malang, Sabtu (18/11/2023) lalu.
Baca Juga: Gunakan Baju Perjuangan, Ony-Antok Berangkat Daftar Pilbup ke KPU Ngawi
"Pemerintah Pak Jokowi sudah mencabut 2.600 izin tambang dari swasta-swasta dan sudah diberikan, pertama ke PBNU. Itu pancing-pancing yang akan dibagi," kata Prabowo dalam tayangan Kompas TV, Ahad (19/11/2023).
Pernyataan Prabowo itu viral di media sosial X (Twitter). Banyak netizen berkomentar mempersoalkan pernyataan Prabowo yang kontroversial itu. Akun @Netizen_NUjatim mempertanyakan pernyataan Prabowo tersebut.
"Izin tabayun Pak @prabowo terkait izin tambang yang diberikan ke PBNU...," cuit @Netizen_NUjatim seperti dikutip bisnis.com.
Baca Juga: Pelantikan Anggota DPRD Kota Madiun Periode 2024-2029, Ada 13 Orang Baru
Tampaknya pernyataan Prabowo yang secara tidak langsung mengaitkan isu pemberian izin tambang dengan pilpres itu telah memantik keresahan warga NU, terutama kiai-kiai NU, karena berpotensi mempermalukan PBNU.
Dalam press release yang dikirim ke media dan beredar di media sosial itu juga dicantumkan nama-nama 50 peserta. Di bawah ini BANGSAONLINE menurunkan secara lengkap. Selain peserta juga disiapkan list tokoh-tokoh yang mendukung pernyataan sikap tersebut.
Pantauan BANGSAONLINE, para pendukung pernyataan sikap itu terdiri dari para tokoh dan kader NU. Jumlahnya terus bertambah. Bahkan saat berita ini diupload tokoh-tokoh yang mendukung sudah mencapai 201 tokoh.
Baca Juga: 50 Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029 Resmi Dilantik
50 PESERTA DISKUSI PUBLIK:
2. Mustafied
3. Aguk Irawan
4. Imam Baehaqi
5. Nur Kholik Ridlwan
6. Abdul Ghaffar
7. Abdul Muhaimin
8. M Imam Aziz
9. Danuri
10. Rifqi
11. Ulil Abshor
12. Sholeh Sungaidi
13. Akhyar Harun
14. Teguh Priyono
15. Sigit Sugito.
16. Udiek Supriyanta
17. Pramono Pinunggul
18. J. Eka Perdana
19. Shahibul Adib
20. Gigin
21. Samlawi
22. Ellya Masduki
23. Munjid
24. Ainul Yaqin
25. Ahmad Salehudin
26. Mustaghfiroh Rahayu
27. Jannet
28. M. Waidl
29. Siti Amirotus Sholihah
30. Titi Fatiha
31. Arifudin
32. Umarudin Masdar
33. Alif Basuki
34. Ainur Rokhim
35. Maulani
36. El Jabar
37. Ismahfudi
38. Mathori
39. Niam
40. Thoriq
41. Nuruddin Amin
42. Hindun
43. Borni Kurniawan
44. Sukoyo
45. Nurul Hadi
46. Isti Komah
47. Kafa
48. Muhsin
49. Robet
50. Yuliantoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News