
GRESIK,BANGSAONLINE.com - Masyarakat di Kabupaten Gresik punya cara lain untuk meraup untung pada momen pemilihan umum (pemilu) 2024.
Mereka memanfaatkan peserta pemilu, khususnya caleg yang membutuhkan suara di wilayah Gresik.
BANGSAONLINE.com sempat mewawancarai sejumlah warga Kabupaten Gresik mengenai sikap politiknya dalam menentukan pilihan calon legislatif yang akan dicoblos pada 14 Februari.
Hasilnya, banyak warga yang mengaku akan mencoblos caleg yang memberikan serangan fajar (uang).
"Ini sudah tradisi, Mas, setiap musim coblosan (pilihan). Saya dan keluarga akan berikan hak pilih saya kepada yang kasih duit," ucap salah satu satu warga di daerah pemilihan Gresik 1 (Kecamatan Kebomas dan Gresik) kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (24/1/2024).
Senada dikatakan salah satu warga di Dapil Gresik 9 (Manyar dan Bungah). Menurutnya, serangan fajar atau uang yang diberikan calon kepada pemilih saat akan coblosan itu hal yang lumrah.
"Serangan fajar itu sudah biasa, Mas. Tak bisa dihindari oleh calon jika ingin terpilih," katanya.
Menurut ia, ada sejumlah trik yang dilakukan oleh calon kontestan untuk sama-sama menjaga kepercayaan dalam pemberian uang dan pencoblosan.
Misalnya, antara calon dan pemilih sepakat 1 suara seharga Rp100 ribu. Maka, pemberian uang dilakukan 2 kal. Yakni Rp50 ribu sebelum coblosan atau dikerap disebut uang muka, dan sisanya Rp50 ribu menjelang coblosan.
"Banyak, Mas, yang memakai cara itu. Mengapa? Karena kami khawatir dibohongi calon setelah kami coblos tak dikasih uang. Makanya kami minta di depan dan sebelum coblosan," ungkapnya.
Salah satu warga Duduksampeyan, mengungkapkan di setiap musim pemilu, banyak caleg yang datang ke rumahnya untuk minta tolong agar suara satu keluarga diarahkan dengan imbalan uang.
"Kalau keluarga saya yang punya hak pilih 4 orang, ya dikasih masing-masing Rp50 ribu atau Rp100 ribu," ungkapnya.
Namun faktanya, caleg yang datang dan minta bantuan suara itu tak hanya satu. Bisa sampai 4 caleg.
"Kalau yang datang 4 caleg dan sama-sama kasih Rp50 ribu atau Rp100 ribu per suara, 4 hak pilih keluarga kami dibagi rata. Kami kasih masing-masing 1 suara meski 4 caleg itu masing-masing kasih kami Rp200 ribu atau Rp400 ribu untuk 4 orang (pemilih)," tuturnya.
Sikap pemilih dalam menambatkan pilihan dalam pemilu seperti itu diakui oleh para petinggi partai di Kabupaten Gresik.
"Iya, menang saya dengar seperti seperti itu. Tapi saya kira tidak semua seperti itu, tinggal pandai-pandainya calon dalam meyakinkan pemilih," ucap Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Gresik, Noto Utomo kepada BANGSAONLINE.com.
Menurut ia, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menggaet dan meyakinkan pemilih untuk mencoblos caleg. Seperti intens membangun komunikasi, memiliki kepedulian terhadap masyarakat.
"Saya selama menjabat di DPRD Gresik bisa membangun komunikasi baik dengan pemilih saya. Saya memperjuangkan aspirasi mereka. Dan, alhamdulillah mereka sangat loyal kepada saya," tutur caleg incumbent DPRD Gresik dari dapil Gresik 9 (Manyar dan Bungah) ini.
Ditambahkan ia, modal membangun komunikasi dan memperjuangkan aspirasi pemilih inilah yang menjadikannya bisa 2 periode duduk di DPRD Gresik.
"Pola-pola ini yang istiqomah saya lakukan. Insya Allah semua akan baik-baik saja," pungkas Ketua Fraksi PDIP DPRD Gresik ini. (hud/van)