JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Ini luar biasa. Baru beredar 19 jam lalu film dokumenter Dirty Vote sudah ditonton hampir 3 juta penonton lebih. Waktu berita ini ditulis penonton film yang mengungkap berbagai kecurangan Pemilu itu sudah mencapai 3.092.342 penonton.
Film ini menyoroti semua Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-cawapres). Yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (01), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (02) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (03).
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat, Ustadz Adi Hidayat Bantah Gantikan Gus Miftah Jadi Stafsus Presiden
Namun, menurut film ini, yang paling banyak melakukan kecurangan dan pelanggaran adalah tim capres-cawapres 02: Prabowo-Gibran. Film ini bahkan membongkar secara detail proses pelolosan Gibran di Mahkamah Konstitusi (MK) yang memang banyak mendapat cercaan publik.
Film yang dirilis pada Minggu, 11 Februari 2024 itu juga mengungkap keterlibatan para apatur negara, termasuk pada menteri. Mereka adalah Airlangga Hartarto (Menko Bidang Perekonomian juga ketua umum Gokar), Zulkifli Hasan (Menteri Perdagangan yang juga ketua umum PAN)., Erick Thohir (Menteri BUMN) dan Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi dari Partai Golkar).
Yang menarik, film ini tidak hanya didukung fakta dan data tapi juga diperkuat dengan investigasi. Maklum, film dokumenter ini melibatkan tiga ahli hukum tata negara ternama. Mereka adalah Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari.
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
Menurut Bivitri, secara umum film Dirty Vote adalah rekaman sejarah tentang rusaknya demokrasi di Indonesia.
Film Dirty Vote, tutur dia, bercerita tentang dua hal. "Pertama, tentang demokrasi yang tak bisa dimaknai sebatas terlaksananya pemilu, tapi bagaimana pemilu berlangsung. Bukan hanya hasil penghitungan suara, tetapi apakah keseluruhan proses pemilu dilaksanakan dengan adil dan sesuai nilai-nilai konstitusi," kata Bivitri dilansir medcom.id.
"Kedua, tentang kekuasaan yang disalahgunakan karena nepotisme yang haram hukumnya dalam negara hukum yang demokratis," tambahnya
Baca Juga: Prabowo ke China Bawa Tommy Winata dan Prayogo Pangestu, Siapa Dua Taipan Itu
Film ini disutradai Dandhy Dwi Laksono. Ia sebelumnya menjadi sutradara film fenomenal Sexy Killers yang bicara oligarki yang telah menggerogoti sistem demokrasi di Indonesia.
Selain Sexy Killers, Dandhy Dwi Laksono juga menggarap film bernuansa politik dan sosial yaitu Jakarta Unfair pada tahun 2017.
Film ini sengaja diluncurkan pada masa hari tenang. Kenapa? Dandhy Dwi Laksono menuturkan, ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat di masa tenang pemilu yang berlangsung selama 3 hari mulai dari tanggal 11 Februari hingga 13 Februari 2024.
Baca Juga: China Bakal Bantu Pendanaan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
"Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres, tapi, hari ini, saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara," kata Dandhy Dwi Laksono.
Film berdurasi selama 1 jam 57 detik ini bisa diakses masyarakat via kanal Youtube resmi Dirty Vote.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News