Kronologi Balita Tewas Akibat Ulah Orang Tua di Surabaya

Kronologi Balita Tewas Akibat Ulah Orang Tua di Surabaya Ilustrasi. Foto: Ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seorang balita berinisial RSH usia 2,5 tahun meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Jemursari, Selasa (13/2/2024). Curiga atas kematian buah hati, SF selaku ayahnya melaporkan peristiwa tersebut ke Polrestabes, Rabu (14/2/2024).

Berdasarkan informasi yang dihimpun BANGSAONLINE.com, RSH adalah anak Nomor 2 dari pasangan SA dan SF. Mereka berdua kerap terlibat cekcok dalam beberapa bulan tetakhir terkait ekonomi.

Baca Juga: Terpengaruh Alkohol, Pengemudi Mercy di Jalan Kenjeran Surabaya Tabrak 3 Mobil dan Satu Meninggal

Kedua pasutri tinggal di kos sekitaran Jalan Kutisari, dan pada Januari 2024 mereka pisah ranjang. SA meninggalkan RSH dan suaminya, lebih memilih tinggal dengan suami sirinya yaitu RS di Jalan Kutisari Utara gang 5.

Namun, sesekali korban RSH diajak menginap oleh SA di rumah kos bersama RS. Pada Selasa 13 Februari 2024, sekira pukul 08.00 WIB, korban diantarkan oleh nenek SA ke tempat RS karena akan bekerja.

Setelah itu, SA berangkat kerja pukul 10.00 WIB, sehingga RSH hanya bersama RS. Setelah keadaan sepi, SA membangunkan RSH tapi tidak ada respons dan terlihat dalam kondisi lemas.

Baca Juga: Polrestabes Surabaya Terima Permintaan Sterilisasi dari Gereja Berkapasitas Besar Jelang Natal

Sekitar pukul 17.15 WIB, SA dan RS langsung membawa RSH ke RSI Jemursari, dan saat tiba di IGD dinyatakan oleh dokter sudah meninggal dunia.

Kejadian itu dibenarkan oleh Kasatreskrim Polrestabes, AKBP Hendro Sukmono.

“Meninggalnya korban kemudian disampaikan kepada SZ (anak ke-1) pasangan SF dan SA. Dan SZ lalu menghubungi SA ayahnya,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (15/2/2023).

Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya

Ayah korban SA kemudian menuju RSI Jemursari. Saat melihat jenazah korban, ada luka lebam baru pada dahi kanan dan punggung bagian bawah dekat tulang ekor.

Atas kejadian tersebut ayah korban menduga bahwa korban meninggal dunia dalam keadaan tidak wajar, dan menghendaki untuk dilakukan autopsi.

“Ayah korban kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polrestabes, untuk diproses secara pidana,” kata Hendro.

Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024

Lebih lanjut dengan kejadian yang berada di wilayah hukum Polsek Tenggilis Mejoyo, saat dikonfirmasi kepada Kanit Reskrim Polsek Tenggilis Mejoyo, Iptu Aris Nuriyanto, yang memastikan kejadian tersebut.

“Pada saat itu, Tim Inafis Polrestabes mengujungi saya bahwa ada kecurigaan balita tewas di Rumah sakit. Namun pada saat itu saya menjaga TPS jadi biar ditangani oleh Polrestabes. Karena laporanya waktu korban di Timah sakit bukan dirumah tempat kejadian,” paparnya.

Sementara motif mereka kedua pasutri berpisah meski mempunyai anak balita diungkapkan oleh Kanit PPA Satreskrim Polrestabes, AKP Rina Shanti Nainggolan.

Baca Juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Catat Ada 6 KA Favorit dengan Okupansi Tinggi di Libur Nataru 2025

“Kalau dilihat hasil pemeriksaan sementara sang istri meninggalkan suami dan balitanya karena dari segi ekonomi dan ada pengaruh dari pria idaman lain, namun itu sementara ya biar nanti kasat Reskrim yang menjelaskan,” ujarnya.

Saat ini, kasus dugaan penganiayaan hingga meninggal dunia itu masih terus diselidiki petugas. Jenazah sudah dikebumikan di Makam Umum Kendangsari. (rus/mar) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral, Sejumlah Pria Diduga Debt Collector Ambil Paksa Mobil di Surabaya':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO