Gus Solah: Muktamar di Jombang Memprihatinkan

Gus Solah: Muktamar di Jombang Memprihatinkan Gus Solah saat jumpa pers di media center Minggu (2/8) kemarin. (rony suhartomo/BANGSAONLINE)

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Kericuhan sidang pleno I pada pembahasan Rancangan Tata Tertib (Rantib) Muktamar ke-33 Nadlatul Ulama (NU) di tengah Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8) malam, mengundang keprihatinan mayoritas peserta muktamar (muktamirin) dan para ulama.

Kandidat Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, KH Sholahuddin Wahid alias Gus Solah, adik kandung mantan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU KH Abdurrahman Wahid, menangis karena justru muktamirin yang taat kepada ulama dan mencintai jamiyah diniyah Islamiah NU harus menjadi sasaran caci-maki, hujatan dan bahkan dikeroyok dengan kekerasan di arena muktamar. (Baca juga: "Muktamar Jombang, Muktamar Terburuk Sepanjang Sejarah")

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

“Kalau selama ini para ulama dan panitia penyelenggara muktamar menyatakan semua pihak harus mendahulukan ahlakul karimah, lalu bagaimana ketika panitia penyelenggara itu tidak mau menerima pendapat mayoritas muktamirin yang menolak pembahasan Pasal 19 Rantib Muktamar, yang diketahui secara pasti bukan hak tatib (tata tertib)," ujarnya kepada sejumlah wartawan, di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin (3/8).

Mantan anggota Komnas HAM itu berharap, panitia muktamar segera menyadari kekhilafannya. Sebab, masalah Pasal 19 Rantib yang ada di Bab VII Pemilihan Rais Aam dan Ketum PBNU itu adalah bukan pada tempatnya diputus dalam sidang tatib. Namun harus melalui sidang komisi organisasi dan diplenokan di depan sidang pleno muktamar.

“Kalau panitia penyelenggara masih memaksakan kehendak, itu bisa kualat. Apalagi mereka yang taat AD/ART itu justru tawadhu kepada ulama. Bukan sebaliknya yang digembar-gemborkan mereka yang pro-AHWA dan mengaku paling tawadhu kepada para kiai,” ujar Gus Solah. (Baca juga: -apa-muktamar-pkb-pbnu-kenapa-diam" style="background-color: initial;">Gus Solah: Banyak Pertanyaan, ini Muktamar NU apa Muktamar PKB, PBNU Kenapa Diam?)

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Seperti diberitakan sebelumnya, sidang Pleno Tata Tertib (Tatib) Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di alun-alun Jombang, Jawa Timur, yang dipimpin Selamet Effendi Yusuf diwarnai kericuhan. Bahkan sidang tatib harus dilakukan penundaan berkali-kali karena sidang selalu memanas. Pemicunya Selamet Effendi Yusuf ngotot dan cenderung mengabaikan aspirasi mayoritas muktamirin yang menolak sistem AHWA diberlakukan pada pemilihan Rais Am. (Baca juga: Sidang Tatib Muktamar ke-33 NU Ricuh, Ditunda Berkali-kali)

Hingga berita ini dimuat, para Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) masih mengadakan rapat di pendopo Kabupaten Jombang yang tak jauh dari lokasi utama muktamar untuk membahas lanjutan sidang pleno I. Rapat yang digelar Rais Syuriah PWNU itu berangsung tertutup untuk umum dan awak media. (bs/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO