JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof Dr KH Nazaruddin Umar menjelaskan bahwa dalam hadits ada 24 tanda-tanda kecil kiamat dunia.
"Di antaranya ada orang yang tidak pantas sama sekali ditokohkan tapi ditokohkan. Ada yang pantas ditokohkan tapi dipencilkan (dikucilkan)," kata Prof Dr KH Nazaruddin Umar dalam acara Speak Up dengan Abraham Samad.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
Mantan Wakil Menteri Agama RI itu mengatakan bahwa ini sangat bahaya.
"Bangsa kita sedang sakit. Sangat-sangat berbahaya. Bisa menyebabkan kematian sebuah negara," tambah Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Ia mengingatkan bahwa kekuasan atau penguasa ada batasnya.
Baca Juga: Viral Pernyataan Babe Haikal Terkait Sertifikasi Halal, Mahfud MD Beri Tanggapan Menohok
"Setiap rezim punya ajal," kata Nazaruddin Umar lagi. Ia memberi contoh penguasa orde lama dan orde baru yang dua-duanya sudah dijemput ajal.
Tanda kiamat lainnya, tutur Nazaruddin Umar, adalah masyarakat cuek terhadap kebathilan, tak punya rasa sensitif terhadap kebathilan yang terjadi di sekitarnya, dan juga tak punya rasa malu.
Menurut dia, rasa malu itu merupakan simbol moral dan akhlak. Artinya, kalau sudah tak punya rasa malu, berarti telah terjadi degradasi moral atau kemerosotan akhlak atau moral.
Baca Juga: Siswa MTsN Kota Pasuruan Juara 1 MYRES Nasional, Mas Adi: Anak Muda yang Harumkan Daerah
Tanda kiamat lainnya, kata Nazaruddin Umar, masyarakat sudah tak punya harga diri.
"Juga tidak punya muruah. Muruah itu harga diri," katanya.
Selain itu, kata dia, juga korupsi merajalela, perzinahan merajalela, perjudian merajalela, jumlah populasi perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Pilkada Sidoarajo, BHS Masuk Tim Pemenangan Subandi-Mimik, Adam Rusydi Jadi Ketua Tim
Untuk itu, ulama berusia 64 tahun kelahiran Sulawesi Selatan tersebut mengusulkan agar bangsa Indonesia melakukan pertobatan nasional. Menurut dia, kalau selama ini ada kesalehan sosial dan individual, maka perlu ada pertobatan nasional, disamping tobat individual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News