SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Peneliti Korea Selatan berhasil menumbuhkan sel-sel daging sapi dalam butiran beras. Para peneliti menggambarkan penemuan tersebut sebagai langkah signifikan menuju sumber protein berkelanjutan, ekonomis, dan ramah lingkungan yang dapat menggantikan penggunaan sapi sebagai daging.
Produk hasil temuan peneliti Korea Selatan ini disebut "beras daging sapi" yang merupakan produk pertama dari jenisnya yang menggunakan partikel biji-bijian sebagai bahan dasar untuk menumbuhkan sel otot dan lemak hewan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 26 November 2024
Dilansir dari Japan Today, tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul yang dipimpin oleh Profesor Jinkee Hong melakukan penelitian dengan memproses biji-bijian beras dengan enzim untuk menciptakan lingkungan optimal bagi pertumbuhan sel.
Setelah itu, para peneliti menyuntikkanya dengan sel sapi yang dibudidayakan untuk menghasilkan produk akhir semacam butiran beras berwarna merah muda.
Beras daging sapi mengandung sekitar 8 persen lebih banyak protein dan 7 persen lemak daripada beras konvensional yang menjadikannya sumber kaya asam amino esensial.
Sumber foto: Ist
Baca Juga: Bolehkah Mengonsumsi Air Kunyit Setiap Hari? Simak Penjelasannya
Beras daging sapi dihargai sekitar 2 dollar AS per kilogram dan mempunyai jejak karbon yang lebih kecil daripada produk daging sapi tradisional sehingga dapat bersaing di pasar supermarket.
Harga beras daging sapi yang kompetitif dan mengandung jejak karbon yang lebih kecil dibandingkan produk daging sapi tradisional membuatnya menjadi menarik di pasar.
Menurut Tim Hong, keamanan beras daging sapi menjadi keunggulan dibandingkan dengan kedelai atau kacang-kacangan karena lebih sedikit orang yang alergi terhadapnya.
Baca Juga: Apakah Jus Tomat Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah? Ini Faktanya
Para peneliti optimis apabila produk ini berhasil dikembangkan menjadi makanan, beras daging sapi yang dibudidayakan dapat menjadi sumber protein berkelanjutan, khususnya di lingkungan di mana peternakan konvensional tidak praktis.
Penelitian ini masih dalam tahap awal dan masih terus berusaha mengatasi kendala teknis dan penerimaan konsumen terhadap rasa dan tekstur.
(ans)
Baca Juga: Resep Ayam Bakar Kecap Pedas dan Nikmat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News