SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA mengungkapkan bahwa kekuatan Jaringan Kiai dan Santri Nasional (JKSN) sekarang memiliki kekuatan besar yang berlipat-lipat.
Menurut dia, ada 1.250 pimpinan pondok pesantren atau pengelola pendidikan bergabung dengan JKSN. Dan mereka sepakat mendukung Khofifah Indar Parawansa untuk memimpin kembali Jawa Timur pada periode 2025-2030.
Baca Juga: Di Hadapan Mendagri, Anggota DPR RI Ungkap Tumpukan Uang dan Pelanggaran ASN dalam Pilbup Mojokerto
“Ada 1.250 pondok pesantren yang bergabung dengan JKSN. Para kiai dan gus yang baru bergabung itu kita istilahkan JKSN junior. Nanti mereka akan dilantik oleh Bu Khofifah pada bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri,” kata Kiai Asep Saifuddin dalam acara Silaturahim dan Konsolidasi JKSN bersama Khofifah Indar Parawansa di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Surabaya Selasa malam (26/3/2024).
Dalam acara yang diawali buka bersama itu hadir Khofifah Indar Parawansa, Emil Elestianto Dardak, KH Irfan Yusuf, Prof Ridwan Nasir, Dr KH Sujak, Prof Mas'ud Said (Malang), Dr KH Husnul Khuluq (Gresik), KH Muchlis Alawy (Sampang), dan KH Nashir (Sampang).
Jua hadir KH Abdul Mannan (Pamekasan), KH Romadon Sukardi (Kediri) , KH Misbahussalam (Jember), KH Jakfar Shodiq (Ponorogo), KH Mutam Mukhtar (Sumenep), Prof KH Halim Soebahar, Prof Fathoni (Tulungagung), Habib Abu Bakar Asegaf (Bangil), Habib Salim (Probolinggo) dan para kiai lain.
Baca Juga: Warga Nganjuk di Pasar Berbek Nganjuk Full Senyum Disambangi Khofifah, Tukang Becak: Lanjutkan Bu!
Dalam acara itu para kiai dan gus memang sepakat mendukung Khofifah untuk melanjutkan memimpin Jawa Timur periode kedua. Bahkan mereka membuat yel-yel yang kemudian divideokan. Intinya mereka mendukung Khofifah sebagai gubernur periode 2025-2030.
Yang menarik, para kiai dan gus itu beda pilihan dalam Pilpres. Pantauan BANGSAONLINE, sebagian ada pendukung 01: Anies Muhamin, 02: Prabowo-Gibran dan 03: Ganjar Mahfud.
Tampaknya ini disadari oleh Muhammad Ghofirin, penanggung jawab acara ini. Tapi, menurut Gus Ghofirin, polarisasi Pilpres itu kini pupus.
Baca Juga: Khofifah Puji Fasilitas Pembelajaran Modern dan Berteknologi Tinggi di Ponpes Dalwa Bangil
“Kalau kemarin ada 01, 02, dan 03, sekarang semua Bunda Khofifah,” kata Gus Ghofirin dalam sambutanya yang disambut tawa para kiai dan gus yang hadir.
Menurut Ghofirin, mereka yang hadir adalah para kiai dan gus yang selama ini banyak berkomunikasi dalam jaringan One Pesantren One Product (OPOP).
“Mereka perwakilan dari 38 kabupaten dan kota se-Jawa Timur,” jelas Sekjen OPOP itu.
Baca Juga: Jualannya Diborong Kiai Asep, Pedagang Pasar Pugeran: Kami Setia Coblos Paslon Mubarok
OPOP memang banyak memberi manfaat bagi pesantren. Terutama pesantnren yang baru berkembang. BANGSAONLINE sempat mengobrol dengan Zainuddin, utusan dari Pondok Pesantren Rahmatullah Kediri.
Kepada BANGSAONLINE ia mengaku mendapat banyak manfaat dari OPOP.
“Banyak programnya. Saya pernah ikut pelatihan 4 hari di Surabaya,” kata alumnus pesantren di Tuban itu kepada BANGSAONLINE.
Baca Juga: Tampil Memukau di Debat ke-2, Khofifah-Emil Paparkan Tata Kelola Pemerintahan yang Terbukti Berhasil
Khofifah tampak selalu tersenyum. Sumringah. Ia menyampaikan terimakasih atas dukungan para kiai muda dan gus itu.
Begitu juga Emil Dardak. Ia berterima kasih kepada para kiai.
Khofifah juga kembali menegaskan bahwa dirinya merasa nyaman berpasangan dengan Emil Dardak. Bahkan, kata dia, saat di Pamekasan ia mengatakan bahwa berpasangan dengan Emil produktif dan harmonis.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Atom, Khofifah Borong Jajanan Tradisional dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
Ketua Umum PP Muslimat NU itu kemudian mengungkap tentang program yang selama ini telah ia lakukan ketika menjabat gubernur Jawa Timur. Termasuk program keagamaan di Pemprov Jawa Timur.
Diantaranya ia mempelopori shalawatan. Ia bercerita bahwa pihak protokoler Pemprov Jawa Timur sempat memakai kaset saat shalawatan. Tapi Khofifah tak mau.
“Saya maunya life,” tutur perempuan bertubuh ramping itu di depan para kiai yang dan gus yang antusias mendengarkan.
Baca Juga: Khofifah dan Eri Cahyadi Kompak Hadiri Ta’dzim Maulid Nabi Muhammad SAW di GBT
Khofifah juga mempelopori tadarus al-Quran di birokrasi Pemprov Jatim. Menurut dia, banyak OPD yang kemudian berusaha keras untuk belajar mengaji.
Bahkan diantara mereka ada yang kemudian memanggil guru ngaji untuk belajar Al-Quran. Sebelumnya, kata Khofifah, diantara mereka ada yang mengaji dengan cara membaca huruf latin, karena tak bisa baca huruf Arab.
Baca Juga: Pascadebat Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Beberkan Fungsi Strong Collaboration
Khofifah juga sangat optimistis tentang pertumbungan ekonomi Jawa Timur. Ia menunjuk tentang perkembangan industri manufaktor.
“Per Mei ini Kiai, industri manufaktur Provinsi Jawa Timur sudah 35 %,” kata Khofifah. Ini berarti Jawa Timur malampaui jauh dari target nasional, termasuk saat Indonesia emas pada 2045 nanti.
Sekarang, kata Khofifah, “Yang perlu kita dorong adalah penguatan SDM yang lebih merata,” tukasnya.
Meski demikian Khofifah mengaku masih ada program yang belum bisa ia tuntaskan dalam kepemimpinan periode pertama sebagai gubernur Jawa Timur. Padahal semula ia berharap proyek ini menjadi “pecah telur”.
Apa itu? Program mercusuar Indonesia Islamic Science Park. Atau IISC. Yang rencananya akan dibangun di kaki jembatan Suramadu sisi Madura.
Padahal Khofifah sudah membayangkan bagaimana manfaat dan indahnya proyek megah yang diprediksi akan menjadi kebanggaaan bangsa Indonesia di dunia internasional itu.
“Jadi kalau selama ini pertemuan ulama dunia ada di Bali, bisa kita tarik ke Madura,” kata Khofifah membayangkan betapa strategisnya proyek itu.
IISC tidak hanya akan menjadi kebanggaan warga Jawa Timur tapi juga menjadi ikon Indonesia.
Menurut dia, proyek itu sangat strategis karena ada bangunan masjid megah, disamping hotel berbintang, museum, dan bangunan lainnya.
“Begitu keluar dari jembatan Suramadu orang langsung melihat masjid,” kata Khofifah membayangkan proyek bertaraf internasional itu.
Tapi sayang tanah yang akan ditempati bangunan kebanggaan umat Islam itu sampai sekarang masih belum diserahkan oleh kementerian PUPR. Padahal, kata Khofifah, Pemprov Jatim sudah menyiapkan uang Rp 300 miliar untuk membebaskan tanah di sekelilingnya.
Tapi, tegas Khofifah, program prestisius itu harus terwujud. Dan Kementerian PUPR harus menyerahkan tanah itu.
“Terlepas Madura mau jadi provinsi atau tidak,” kata Khofifah disambut tawa para kiiai dan gus.
Ia juga menyinggung soal para siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri, melalui berbagai jalur. Menurut dia, pendaftar paling banyak adalah siswa-siswi Jawa Barat karena penduduknya memang terbanyak. Tapi yang paling banyak diterima di PTN justeru siswa-siswi Jawa Timur.
Menurut Khofifah, prestasi yang dicapai Provinsi Jawa Timur selama ini tak lepas dari doa para kiai. Terutama doa kiai Asep yang istiqamah mendoakan agar Jawa Timur menjadi provinsi terdepan dan termaju melampaui provinsi-provinsi lainnya.
Karena itu Khofifah mengucapkan terimakasih kepada para kiai, wabil khusus kepada Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News