Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Jawa Timur, Kota Kediri Raih Peringkat II

Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Jawa Timur, Kota Kediri Raih Peringkat II Plt Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, Mandung Sulaksono (kanan), saat menerima penghargaan. Foto: Ist

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kota Kediri berhasil mendapat peringkat II terbaik dalam Penilaian Kinerja Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Provinsi Jawa Timur. Penghargaan itu didapatkan dari hasil kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Kediri dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan tahun 2023.

Anugerah tersebut diserahkan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia ( RI), Novian Andusti, dan diterima oleh Plt Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, Mandung Sulaksono, di Surabaya, Rabu (3/4/2024).

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Minta PTPS Jaga Integritas dan Profesionalitas dalam Pengawasan Pilkada 2024

PJ Wali Kota Kediri, Zanariah, bersyukur atas diraihnya penghargaan hasil kkerja keras bersama. Sebenarnya, targetnya Kota Kediri bisa meraih peringkat I dalam percepatan penurunan ini.

"Untuk itu saya minta terus lakukan inovasi program dalam pencegahan ini, harapannya Kota Kediri tidak ada anak yang ," ucapnya, Kamis (4/4/2024).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa beberapa inovasi program yang mengantarkan Kota Kediri bisa meraih peringkat II seperti Aplikasi Papi Asik (Program Pemantauan Ibu, Anak dan Siklus Kehidupan). 

Baca Juga: Pemkot Pasuruan Meriahkan Hari Ikan Nasional dengan Lomba Masak dan Senam Gemarikan

Lalu, intervensi spesifik berupa Gerakan Minum Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri (Galuh Trendi) dan ibu hamil untuk mencegah anemia, home visit dan pemberian Pangan dengan Kondisi Khusus (PDK) bagi bumil KEK, serta pemberian PKMK dan makanan tambahan bagi balita selama 90 hari.

Kemudian, bantuan pangan olahan ikan dalam rangka Gemarikan, Gerakan Masyarakat Peduli ASI Eksklusif (GEMAPASI), pemeriksaan USG ibu hamil di Puskesmas, penyediaan antopometri kit di seluruh puskesmas, serta layanan 1 puskesmas 1 dokter spesialis anak untuk memastikan kondisi pada balita.

Selanjutnya, intervensi sensitif yang bersifat preventif melalui Universal Health Coverage yang sudah melampaui 100 persen, dan program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) di seluruh kelurahan di Kota Kediri yang merupakan pendidikan untuk orang tua dalam menarapkan pola asuh yang baik.

Baca Juga: Serahkan SK Perpanjangan ke Pj Wali Kota Kediri, Adhy Karyono Beri Amanat soal Kondusivitas Pilkada

Pencegahan perkawinan anak dengan mengadakan Sekolah Bagi Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan (Selimut Hati), strategi komunikasi bagi kader Kesehatan dan tenaga kesehatan, konseling pranikah, dan penyelesaian kawasan kumuh, penyediaan air bersih dan sanitasi layak yang mencapai 100% Open Defecation Free (ODF), serta masih banyak lagi. 

Di samping itu, Program Pemberdayaan Masyarakat (Prodamas) juga memberi sumbangsih besar dalam pencegahan ini. Terdapat 5 indikator penilaian yang meliputi (1) Pelaporan 8 Aksi Konvergensi (30%) meliputi aksi 1 (Analisa Situasi), aksi 2 (Rencana Kegiatan), aksi 3 (Rembuk Stunting), aksi 4 (Peraturan Walikota tentang Peran Kelurahan), aksi 5 (pembinaan kader kelurahan), aksi 6 (sistem manajemen data), aksi 7 (pengukuran dan publikasi ), dan aksi 8 (review kinerja tahunan) (2) Indikator Kesehatan; (3) Indikator Bangga Kencana; (4) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS); dan (5) Penilaian Paparan. Kelima indikator tersebut sebelumnya telah dipaparkan oleh Kota Kediri dan 37 Kabupaten/Kota lainnya di Jawa Timur secara hybrid. (uji/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO