Keluhkan Kenaikan Tarif Retribusi, Ratusan Pedagang Pasar Demo di Pendopo Trenggalek

Keluhkan Kenaikan Tarif Retribusi, Ratusan Pedagang Pasar Demo di Pendopo Trenggalek Wakil Bupati Trenggalek, Syah Natanegara bersama organisasi perangkat daerah (OPD) saat menerima para pendemo yang berada di Pendopo kabupaten setempat, Senin (6/5/2024).

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Ratusan pedagang pasar daerah yang tersebar di beberapa kecamatan menggelar aksi unjuk rasa di Pendopo Kabupaten Trenggalek, Senin (6/5/2024).

Demo tersebut dilakukan para pedagang karena mereka merasa keberatan dengan tarif retribusi yang baru diberlakukan oleh pemerintah melalui Peraturan Daerah (Perda) nomor 08 tahun 2024.

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda

Aksi demo ini dimulai dari Pasar Burung, kemudian menuju Jalan Ki Mangun Sarkoro, Jalan Brigjen Soetran dan masuk ke Jalan Soekarno-Hatta, lalu menyasar ke Pondok Kabupaten Trenggalek.

Saat berada di depan pendopo, mereka berorasi dan menyampaikan tuntutannya tentang tarif retribusi pasar yang naik hingga 400 persen dari tarif semula.

Dari dalam Pendopo, Wakil Bupati Trenggalek, Syah Natanegara bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait berjalan kaki menuju para pendemo.

Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar

Dalam kesempatan itu, Syah menawarkan kepada para pendemo untuk masuk ke dalam Pendopo untuk berdiskusi. Tawaran tersebut disetujui oleh para pendemo dan melakukan diskusi di dalam Pendopo Kabupaten Trenggalek.

Dalam diskusi tersebut Wabup Syah menyampaikan, bahwa kenaikan retribusi tersebut sengaja diberlakukan karena dalam kurun waktu 12 tahun kebelakang belum ada kenaikan sama sekali.

"Jadi selama 12 tahun belum pernah ada kenaikan tarif retribusi, sementara harga-harga sudah mengalami kenaikan. Kenaikan tarif retribusi ini untuk menyesuaikan terhadap kondisi saat ini," kata Syah.

Baca Juga: Komisi III DPRD Trenggalek Bersama Dinas PKPLH dan PUPR Bahas RKA 2025

Ia juga menyampaikan, kenaikan tarif retribusi pasar daerah tidak sama, antara pasar satu dengan pasar yang lain. Hal tersebut dikarenakan yang melakukan transaksi jual beli, mengikuti hari pasaran, dan ada juga pasar yang melakukan jual beli setiap hari.

Lebih lanjut, Syah juga mengatakan, apa yang disuarakan oleh pendemo ini, akan ditampung dan akan ditindaklanjuti dengan anggota DPRD Trenggalek.

Sebelum diskusi ditutup, salah satu pendemo bernama Purnomo menyampaikan, bahwa kenaikan tarif retribusi masih diperbolehkan, asal jangan sampai lebih dari 30 persen. (adv/man/rif)

Baca Juga: Pjs Bupati Trenggalek Tinjau Gudang Bulog

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO