GRESIK, BANGSAONLINE.com - Digitalisasi pertanian Petrokimia Gresik yang dilakukan di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berhasil meningkatkan hasil panen hingga 41,54 persen dari sebelumnya 6,5 ton per hektare menjadi 9,12 ton per hektare.
Peningkatan produktivitas ini terlihat dari pelaksanaan panen bersama demonstration farming (demfarm) yang diikuti Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024
Digna menyampaikan, Jawa Tengah merupakan salah satu lumbung padi nasional. Sepanjang tahun 2023, produktivitas gabah kering giling (GKG) di provinsi ini mencapai 9,08 juta ton atau tertinggi nomor tiga nasional, dan Sukoharjo menjadi salah satu penyumbang terbesar.
"Produktivitas demfarm juga lebih tinggi dari produktivitas rata-rata sawah di Sukoharjo," ucap Digna di Gresik, Kamis (30/5/2024).
Disampaikannya, data BPS menyebut produktivitas padi tahun 2023 di Sukoharjo di angka 7,27 ton per hektare.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
"Apabila demfarm ini diduplikasi seluruh petani di Sukoharjo maupun Jawa Tengah, pertanian di daerah ini semakin modern, produktivitas semakin optimal, dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Program pertanian digital ini juga merupakan salah satu solusi dari Petrokimia Gresik untuk ketahanan pangan nasional," terang Digna.
Demfarm merupakan model percontohan dalam implementasi smart precision farming. Terobosan ini menjadi strategi perusahaan memperkenalkan dan mengimplementasikan teknologi modern pada sektor pertanian.
Di Sukoharjo, demfarm dilaksanakan pada lahan seluas 7,9 hektare (22 petak lahan) terpusat di Kecamatan Tawangsari. Pada proses budi daya, petani dikenalkan penggunaan drone untuk pemupukan dan penyemprotan.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
"Penggunaan drone terbukti mampu menekan biaya, khususnya pada biaya tenaga kerja. Ada penghematan sebesar 7,93 persen. Dengan adanya program digitalisasi ini, kami juga berharap dapat menarik minat generasi muda untuk terjun di sektor pertanian," harapnya.
Sementara itu, teknologi budi daya pertanian yang diaplikasikan pada lahan demfarm ini menggunakan rekomendasi pemupukan berimbang Petrokimia Gresik.
Di mana untuk satu hektare lahan demfarm menggunakan dosis pemupukan 1.000 kg Petroganik Premium, 300 kg Phonska Plus, 150 kg Phosgreen, dan 400 kg ZA Plus.
Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani
Digna mengungkapkan, peningkatan produktivitas tanaman padi dan penurunan biaya operasional budi daya tanaman padi berdampak positif pada peningkatan pendapatan petani, yaitu sebesar Rp18.082.000 lebih tinggi dibanding hasil panen sebelumnya.
"Demfarm ini menjadi bentuk komitmen perusahaan untuk membantu petani meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia khususnya di Kabupaten Sukoharjo. Kami berharap demfarm ini diduplikasi oleh petani lain di Indonesia nantinya," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News