PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Panitia lomba gerak jalan yang dibentuk Dinas Pendidikan Kota Probolinggo memutuskan menunda lomba gerak jalan, melalui SMS, kemarin malam (12/8).
Keputusan ini membuat pihak sekolah dan wali murid kecewa berat. Sebab, siswa sudah giat berlatih, dan sudah muncul kebanggaan. "Pembatalan diberitahu melalui telpon dan SMS, kemarin malam. Sangat mendadak sekali. Bahkan ada yang baru tahu tadi pagi (13/8)," ujar salah satu sumber.
Baca Juga: Berantas Rokok Ilegal, Bea Cukai Probolinggo Gandeng PKL
Pihak sekolah sebenarnya gerundel karena pemberitahuan penundaan sangat mendadak, sedangkan persiapan untuk gerak jalan sudah matang. Seperti, pengadaan seragam gerak jalan sesuai instruksi diknas, transportasi, dan pengadaan catering. "Ini katering sudah datang, tapi ternyata ditunda. Ya, berarti nambah anggaran kan," ujar seorang guru swasta di Kecamatan Kademangan.
Sebagian pihak sekolah merespon pelaksanaan lomba dengan meliburkan anak didiknya, ada pula yang memulangkan lebih awal atau memotong jam waktu pelajaran. Kondisi ini rupanya tidak menjadi pertimbangan panitia dari Diknas. Kasak-kusuknya, penundaan lomba karena wali kota masih dinas luar kota, sehingga tidak bisa membuka acara.
"Saya dengar seperti itu (ditunda karena wali kota masih di luar kota). Alasan yang tidak logis. Sekolah merasa dirugikan, psikologis siswa juga terganggu karena penundaan mendadak yang mestinya hari ini tapi ditunda Sabtu besok," ujar Doni, satu wali murid.
Baca Juga: Pj Wali Kota Probolinggo Gelar Audiensi dengan OPD
Ketua Komisi A DPRD Kota Probolinggo Ali Muhtar sangat menyayangkan kalau penundaan karena tidak adanya wali kota. "Kalau memang begitu, kan ada wakil, atau Sekda atau Diknas sendiri. Tidak ada wali kota, tidak masalah. Sifatnya kan hanya seremoni," tandas Ali Muchtar berjanji akan memanggil Dinas.
Senada, Hamid Rusdi, Ketua Fraksi Gerindra-Demokrat (GeDe) juga menilai kejadian seperti ini tidak lazim dilakukan. Meski tidak ada wali kota, seremonial bisa dilakukan wakil, Sekda atau Dinas sendiri. "Sangat tidak lazim. Lha cuma seremonial kok, kenapa mesti ditunda," ketusnya.
Dengan penundaan ini, kata Hamid, malah menimbulkan dampak lebih banyak yang melibatkan banyak orang. Belum lagi anak didik yang sudah bersiap diri, tapi sekolah dan orang tua yang rela mendampingi anaknya juga dikecewakan. "Ini tidak boleh terjadi lagi," tandasnya.
Baca Juga: Hari Jadi Kota Probolinggo Viral di Media Sosial, Ada Apa?
Pengamat Kebijakan Publik dan Sosial Politik, Ahmad Amrullah, mengatakan, persoalan penundaan jangan menjadi hal biasa dan remeh. Sebab, kata Amrullah, itu juga menyangkut kredibilitas lembaga baik pemerintah maupun lembaga sekolah.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Zaenullah, ketika dikonfirmasi melalui sambungan seluler dan SMS, belum memberikan konfirmasi terkait masalah ini. (ndi/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News