Peduli Hutan Wilis dan ODGJ, Sejumlah Relawan Kumpul di Kalipang

Peduli Hutan Wilis dan ODGJ, Sejumlah Relawan Kumpul di Kalipang Koordinator ARPL Kediri, Ari Purnomo Adi (kiri), dan Kamid (nomor 4 dari kiri) saat diskusi terkait rusaknya hutan Wilis dan ODGJ. Foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sejumlah relawan peduli lingkungan dan sosial dari Kabupaten Kediri dan Nganjuk berkumpul di Rumah Kamid, Kasun Jajar, Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Minggu (23/6/2024).

Mereka berkumpul untuk membahas masalah hutan Wilis yang rusak dan sudah beralih fungsi. Akibatnya warga yang hidup di lereng Wilis, kesulitan air bersih. Selain masalah hutan Wilis, para relawan juga membahas masalah penanganan ODGJ di Kabupaten Kediri.

Baca Juga: Samsul RWJ dan Puluhan Pengusaha Sound Horeg Deklarasi Dukung Dhito-Dewi

Kamid menjelaskan, berdasarkan hasil mitigasi dari kelompoknya, hutan Wilis saat ini sudah rusak. Rusaknya hutan tersebut otomatis akan membuat sumber air mati.

"Rusaknya hutan diperparah dengan alih fungsi hutan, dimana pohon hutan yang bisa melindungi sumber air dibabat untuk diganti dengan tanaman produktif," ujarnya, Minggu (23/6/2024).

Ia menilai, sumber air sebenarnya masih ada, tapi tidak bisa lagi digunakan warga, karena habis digunakan petani untuk mengairi tanaman produktif yang ditanam.

Baca Juga: Situs Ndalem Pojok Gelar Diskusi di Hari Sumpah Pemuda 2024

"Area sumber air yang seharusnya dilestarikan dengan ditanami pohon pelindung sumber air, nyatakan saat ini justru ditanami tanaman produktif, seperti cengkeh, alpukat, durian," katanya.

Masih menurut Kamid, pihaknya mengumpulkan para relawan ini, untuk mencari solusi bagaimana sumber air tetap bisa dinikmati oleh warga. Selain masalah hutan Wilis yang rusak, saat ini ada keluhan terkait penanganan ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa) yang dinilai masih belum ditangani secara maksimal oleh Pemkab Kediri.

"Saat ini bila ada ODGJ terjaring razia Satpol PP, pihak terkait hanya memberikan obat dan dibawa ke RSJ di Lawang. Ada usulan untuk dibangunkan rumah singgah bagi ODGJ yang terjaring razia yang tujuannya untuk merawat dan mengobati ODGJ tersebut," paparnya.

Baca Juga: Paguyuban Pendekar Nusantara Siap Menangkan Vinanda-Gus Qowim di Pilkada 2024

Rumah singgah itu, kata Kamid, tentunya harus ditata sedemikian rupa sehingga ODGJ laki-laki dan perempuan bisa dipisahkan.

Sedangkan Koordinator Aliansi Relawan Peduli Lingkungan (ARPL) Kediri, Ari Purnomo Adi, menyatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait sumber air yang harus diselamatkan.

"Kawasan di sumber air bisa dijadikan kawasan lindung. Dengan adanya kawasan lindung, maka sumber air bisa diselamatkan," katanya.

Baca Juga: Resmi Dilantik, 4 Pimpinan DPRD Kediri Periode 2024-2029 Segera Susun RAPBD 2025

Menurut dia, pihaknya siap mengkomunikasikan masalah sumber air ini dengan pihak Perhutani dan Pemkab Kediri. Sumber air yang terdekat dengan perkampungan penduduk, lanjutnya, mestinya yang harus diselamatkan terlebih dulu dengan aksi penanaman pohon.

"Tim kami siap membantu dengan menyediakan pohon. Dan yang lebih penting lagi adalah membentuk kelompok masyarakat (pokmas) yang nantinya bertugas merawat dan mengelola sumber air itu," ucapnya.

Sementara itu, Joko, selaku perwakilan dari Dinas Sosial Kabupaten Kediri yang hadir, mengaku senang dengan adanya diskusi untuk mencari solusi terkait ODGJ ini. Menurutnya , hasil dari diskusi ini tentunya akan menjadi kajian dan pertimbangan untuk membuat kebijakan lebih lanjut.

Baca Juga: Peringati HUT ke-12, PDKK Bertekad Wujudkan Disabilitas Mandiri dan Berdaya

Usai diskusi, para relawan sepakat akan berkirim surat ke untuk beraudensi dan menyampaikan membawa hasil diskusi ini. (uji/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO