KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ada yang meyakini jika Proklamator Ir Soekarno lahir di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang. Bukan di Surabaya seperti yang ditulis di beberapa buku sejarah.
Keyakinan bahwa kelahiran Soekarno yang saat bayi bernama Koesno di Jombang itu disampaikan oleh Ketua Harian Situs Ndalem Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, R. Kushartono.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Dalam rilis yang diterima BANGSAONLINE, Kushartono menceritakan bahwa baru-baru ini ada sosok saksi yang berani bersumpah bahwa Bung Karno Lahir di Jombang yang diungkapkan oleh Keluarga Bung Karno di Kediri.
"Bung Karno sendiri menyampaikan dalam biografi Soekarno karya Cindy Adams. Pada halaman 23 jelas dituliskan: Satu-satunya saksi yang bisa bersumpah, siapa sejatinya ayahku, dan menjadi saksi bahwa aku benar-benar dilahirkan oleh ibuku, sudah lama meninggal," kata Kushartono, Rabu (26l/06/2024).
Menurut Kus, nampaknya belum ada sejarawan yang meneliti siapa orang yang dimaksud Bung Karno ini.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Sampai peringatan Harlah Bung Karno ke-122 tahun 2024 ini, ia belum pernah mendengar ada sejarawan yang mengungkapkan siapa sebenarnya saksi yang berani bersumpah sebagaimana dimaksud oleh Bung Karno itu.
Sementara menurut Kus, jika mencermati buku Penyambung Lidah Rakyat, Bung Karno telah menyampaikan peran sosok yang dimaksud.
"Satu-satunya orang yang mengurus Ibu adalah sahabat keluarga kami, seorang lelaki yang sudah sangat tua. Adalah dia dan tak ada orang lain, yang menyambut kehadiranku di dunia", demikian ditulis pada halaman 22 buku Penyambung Lidah Rakyat.
Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
"Jadi orang yang berani bersumpah tentang kelahiran Bung Karno itu adalah orang yang membantu persalinan Ibunya, dialah seorang lelaki yang sudah sangat tua, yang menyambut kehadirannya di dunia ini," paparnya.
Namun di dalam buku Penyambung Lidah Rakyat ini tidak disebutkan siapa nama kakek tua itu. Dan bertahun-tahun seolah menjadi misteri.
"Siapa kakek tua yang dimaksud Bung Karno itu, siapa namanya, orang mana, dan apa pekerjaannya, bertahun-tahun. Inilah yang diceritakan oleh keluarga kami, dialah Kek Suro atau nama lengkapnya Kiai Mas Surosentono orang Suco Kabuh, Ploso, Jombang. Atas saran keluarga Ndalem Pojok, Kek Suro kemudian diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi penasehat Presiden waktu di Istana Jogja," urainya.
Baca Juga: Kejari Kabupaten Kediri, Kenalkan Program Sareng Jaga Desa
Menurut Kushartono, apa yang disampaikan keluarga Ndalem Pojok ini ternyata selaras dengan apa yang tertulis dalam buku “Soekarno Putra Sang Fajar” karya Sholichin Salam.
"Kelahirannya tiada ditolong oleh suster maupun dukun bersalin di kampung, melainkan hanya disaksikan oleh Ayah dan Pak Suro. Bahkan Mbah Surosentono inilah yang memotong pusernya bayi Soekarno," tulis Sholichin Salam pada halaman 18.
"Kalau Bung Karno menyebut kakek tua yang menyambut kehadirannya di dunia, keluarga ndalem menceritakan Kek Surosentono adalah yang nampani bayinya Soekarno, sementara Sholichin Salam menulis Mbah Surosentono yang memotong pusernya bayi Soekarno. Jadi biografi Bung Karno, cerita dari Ndalem Pojok dan buku karya Sholichin Salam koheran," pungkas Kushartono yang mengaku mendapat cerita perihal Surosentono langsung dari ayahnya yang memang sama-sama tinggal di Istana Presiden Soekarno Yogyakarta. (uji/van)
Baca Juga: Desak Ketua LMDH Budi Daya Satak Mundur, Kantor Perhutani Kediri Didemo Warga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News