Jazz Sholawat Siap Ramaikan Jazz Ijen

Jazz Sholawat Siap Ramaikan Jazz Ijen Para musisi cilik saat berlatih di aula Dinas Budaya dan Pariwisata jelang helatan Jazz Ijen.

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Jelang persiapan helatan Jazz Ijen, musisi tradisional yang akan membawakan Jazz Sholawat menggelar latihan. Musisi yang terdiri dari puluhan anak sebagai musik pengiring itu berlatih kolaborasi dengan para pelantun Sholawat dan musik kuntulan di aula Dinas Budaya dan Pariwisata, Rabu (19/8) kemarin.

Para musisi muda yang tergabung dalam Lalare Orkestra sore itu terlihat semangat berlatih. Mereka nampak menyimak penuh arahan composernya, Sayun, yang mengajarkan notasi-notasi baru pada mereka. Saat itu, mereka tengah belajar memainkan lagu Lir ilir.

"Ini memang agak sulit bagi mereka, karena notasinya baru selain juga berpadu dengan jazz. Tapi saya salut, meski sulit namun anak-anak ini menurut saya cepat menangkap apa yang saya ajarkan. Mungkin karena masih muda ya, jadi daya tangkapnya lebih," ujar Sayun.

Jazz Ijen akan akan digelar Sabtu besok, 22 Agustus 2015. Dihelat di wilayah Tamansari Desa Jambu Licin pada pukul 15.00, talent yang akan ditampilkan adalah Andre Hehanusa dan Kerispatih.

Dalam latihan tersebut, Lalare Orkestra langsung berkolaborasi dengan musik Kuntulan khas . Suara perkusi dari gending Using berpadu dengan suara terbang dan kendang ala Kuntulan. "Paduan ini memang bakal meriah, namun akan tetap kita hadirkan dalam bungkus musik jazz," kata Sayun.

Sayun didaulat menampilkan jazz sholawat lantaran rekam jejaknya yang pernah tampil berkolaborasi dalam sejumlah event jazz nasional. Pada tahun 2013, bersama Djaduk Feriyanto tampil di Jazz Gunung Bromo membawakan lagu-lagu tradisional . Saat itu, Sayun bersama kelompok musiknya memainkan musik tradisional jenis perkusi dan terbang.

"Saya juga pernah bermain bareng Dwiki Dharmawan tampil di Ciwalk dalam rangka HUT Kota Surabaya. Di sana kami menampilkan lagu Semanggi Suroboyo, Jembatan Merah, dan Surabaya," kata Sayun.

Latihan jazz sholawat yang meriah pada sore tersebut, mampu menarik perhatian dua wisatawan asing yang kebetulan sedang melintas di depan Kantor Disbudpar. Nina, wisman cantik asal Belanda menceritakan saat mendengar musik yang meriah dirinya langsung merasa penasaran untuk melihat musik khas ini. Menurut dia, musiknya sangat dinamis dan dimainkan dengan gembira.

"I feel amazed (terkesan-red). Musik ini bisa dimainkan bersama-sama, saya pun tadi bisa spontan ikut memukul kendang ini. Ini menunjukkan bahwa musik adalah bahasa yang universal, kita semua bisa dipersatukan dengan musik," kata Simjon asal Jerman, teman seperjalanan Nina berkeliling Indonesia. (bwi1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Cuaca Kurang Bersahabat, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Ditutup':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO