Oleh: Mukhlas Syarkun
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Secara faktual sejarah NU mencatat, setiap ada kegaduhan atau kekecauan di komunitas nahdliyin, maka tidak akan lepas dari dua gus. Padahal mereka telah banyak sekali menikmati "barokah" NU. Mereka selalu membawa-bawa NU tanpa ilmu dan abai terhadap akhlak nahdliyah.
Baca Juga: Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Mojokerto Gelar Reses di Desa Kintelan
Ironisnya, dua gus itu juga tidak ada rasa syukurnya sama sekali. Padahal berkat NU, dua gus itu mendapat status sosial tinggi di masyarakat. Dua gus itu juga sama-sama pernah menjadi menteri dan ada yang pernah menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Dua gus itu juga pernah dekat dengan Gus Dur tapi kemudian sama-sama berkhianat.
Celakanya, dua gus itu selalu atau sering membuat gaduh di jagad NU. Sedemikian seringnya sampai dua gus itu dikenal dengan julukan Gus MANOHARA (manuver, onar dan huru hara).
Baca Juga: Tegaskan Tetap Banom NU, Pengurus Cabang Jatman Tuban Dukung Penuh Kongres XIII Pusat di Boyolali
Banyak sekali rekam jejak negatif Gus Manuhara itu. Salah satunya ketika dua gus itu bersaing dalam perebutan ketua umum PKB. Maka PKB pun terus dirundung kekacauan, hingga muncul perpecahan, bahkan juga muncul dua parpol di komunitas NU. Yaitu PKB dan PKNU.
Saat Muktamar NU di Makassar citra NU sempat tercoreng juga karena ada aktor di balik dua gus tersebut.
Lebih parah lagi Muktamar Jombang. Yang kemudian melahirkan konflik berkepanjangan. Bahkan sampai ke pengadilan dan melahirkan buku putih tentang Muktamar hitam. Juga bersumber dari dua gus tersebut.
Baca Juga: Anggota Fraksi PKB di Jatim Diinstruksikan Perangi Judi Online
Sejarah juga mencatat, saat Muktamar NU Jombang – yang tempatnya di alun-alun, bukan di pesantren – dua gus itu sempat berkolaborasi. Hasilnya NU dihegemoni PKB.
Menjelang Muktamar NU Lampung dua gus ini pecah kongsi. Dampaknya sama. NU terbelah, bahkan jadwal atau penetapan tanggal Muktamar terkatung-katung.
Sekali lagi, juga gara-gara dua gus itu. Muktamar NU Lampung pun menyisakan berbagai konflik hingga ada gugatan ke Rais Aam ke pengadilan.
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
Jadi, jika diruntut dan dicari rekam jejaknya, konflik pra Muktamar Lampung itu juga bersumber dari dua gus tersebut.
Kini lagi-lagi sejarah mencatat. Muktamar NU Lampung pun menghasilkan kepengurusan yang menyebabkan keterbelahan NU yang sangat ekstrem: antara PBNU dan PKB.
Jadi dua gus itu selalu menimbulkan huru-hara di NU. Baik saat mereka bersatu atau saat pecah. Saat Muktamar NU Jombang dua gus itu bersatu. Hasilnya PKB dan PBNU mengamalkan ajaran wihdatul wujud (manunggal dalam hegemoni PKB). Tapi NU pecah. Lagi-lagi gara-gara dua gus itu.
Baca Juga: Sering Tergenang saat Hujan, Warga Dusun Ngujung Bangun Drainase
Pada Muktamar Lampung PKB tidak bisa menghegemoni PBNU. Tapi gus yang di PBNU tetap memainkan peran-peran politik praktis seperti layaknya PKB. Akibatnya perang mulut di media tak terelakkan. Apalagi gus yang satu membawa nama besar PBNU, sedangkan gus yang satunya lagi membawa nama besar PKB.
Kini pertengkaran dua gus itu terus berlanjut. Bahkan menjadi perbincangan publik yang sangat negatif. Yang secara opini telah merusak nama besar NU.
Apalagi ditambah peristiwa demo di PBNU yang mendapat liputan luas dari media massa. Ini menambah deretan panjang goresan negatif yang mencoreng citra NU, terutama PBNU.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Jadi NU gaduh gara-gara dua gus itu. Baik dua gus itu bersatu atau pecah kongsi. Dua gus itu selalu menimbulkan kekacauan di NU.
Kini saatnya warga nahdliyin bersikap tegas terhadap dua gus tersebut. Maka pertanyaannya, apakah dua gus itu kita biarkan sehingga NU hancur dan tercoreng di masyarakat. Atau dua gus itu kita paksa keluar dari struktur NU dan PKB sehingga jagad NU tenang dan kondusif, tidak rusak seperti sekarang
Solusinya kita gelar MLB NU dan Muktamar PKB serentak.
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
Penulis kader NU dan penulis buku Ensiklopedia Gus Dur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News