GRESIK, BANGSAONLINE.com - Seusai pengundian nomor urut, pasangan calon (paslon) Khusnul Huluq-Ahmad Rubaie (Berkah) langsung bergerak menyosialisasikan program terapan yang sudah dipersiapkan matang apabila masyarakat Gresik memberi amanah untuk memimpin Kabupaten Gresik periode 2015-2020 mendatang. Khususnya program aplikatif pro rakyat di bidang pendidikan.
“Masalah pendidikan, arah yang kita tuju, bagaimana masyarakat mendapatkan pendidikan yang mudah dan murah. Kita bersama DPRD Gresik akan merancang dana alokasi pendikan (DAP). Prioritasnya siswa SMA, SMK dan Aliyah. Tidak boleh ada anak SMA, SMK dan Aliyah yang drop out atau putus sekolah. Kita lakukan gerakan ‘Ayo Sekolah dan tak drop out," tegas Calon Bupati (Cabup) Dr H Husnul Khuluq, Drs, MM dengan nada serius, Selasa (25/8).
Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (5): Ada Wacana Munculkan Figur Kades
Dijelaskan, Berkah sudah menghitung alokasi biaya anak sekolah SMA, SMK atau Aliyah yang bakal disubsidi sebesar Rp 1,5 juta - 2 juta persiswa per tahun. DAP berasal dari APBD Gresik yang di luar dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Apalagi, kewenangan SMA, SMK dan Aliyah bakal diambil alih oleh pemerintah propinsi.
“Kita menghindari tumpang tindih bantuan. Sebab, mereka (siswa) sudah dapat dana BOS sebesar Rp 1,2 juta per siswa per tahun,” jlentrehnya.
DAP tersebut, bakal disalurkan melalui pemerintah desa sekaligus melakukan pendataan siswa setingkat SMA segerajat.
Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (2): PDIP Berharap Pemimpin dari Gresik Selatan
“Tapi, (DAP) bukan uang cash tetapi bentuknya voucher pendidikan yang bisa ditukarkan oleh siswa ke sekolah. Sehingga, orang tua tak perlu bayar SPP (sumbangan pendidikan dan pembangunan). Separuh dari voucer bisa berupa uang cash untuk siswa beli buku dan keperluan lain. Sudah siap perbupnya (peraturan bupati). Tinggal diaplikasikan saja,” tandasnya.
Begitu juga dengan pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) online yang dikeluhkan masyarakat karena dianggap tak transparan. “Kita mau transparan dan tak ada (siswa) lewat pintu belakang. Tak boleh ada yang ‘bayar’ untuk bisa masuk sekolah negeri,” tandasnya.
Program untuk meningkatkan kualitas pendidik juga telah disiapkan sehingga pendidikan yang mudah tetapi tetap berkualitas sekaligus menghasilkan siswa yang berdaya saing tinggi.
Baca Juga: Menakar Bibit Cabup-Cawabup Pilkada Gresik 2020 (1): Ini 4 Figur yang Diperkirakan bakal 'Berlaga'
“Kita tingkatkan kualitas guru melalui pelatihan dan leadership.Tak boleh kepala sekolah dibebani untuk cari uang. Tapi, tugasnya hanya mikir mutu pendidikan,” urainya.
Dibutuhkan alokasi anggaran sekitar Rp 40 miliar untuk meningkatkan kualitas pendidik melalui pelatihan dan peningkatan kompetensi. Sehingga, pendidikan di Kabupaten Gresik tidak hanya mudah dan murah, tetapi berkualitas. (sho/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News