KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Calon bupati dan calon wakil bupati nomor urut 2 Hanindhito Himawan Pramana-Dewi Mariya Ulfa, mendapat amunisi baru. Setelah sebelumnya mendapatkan dukungan dari sejumlah kiai dan pengasuh pondok pesantren, giliran puluhan nyai dan nawaning yang siap memenangkan mereka pada pesta demokrasi November mendatang.
Dukungan tersebut diberikan Dhito-Dewi menghadiri silaturahmi para Nyai dan Nawaning se-Kabupaten Kediri, Rabu (16/10/2024). Dalam kegiatan itu, Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito mendengar berbagai masukan dari para Nyai, mulai dari permasalahan keumatan, santri hingga persoalan pondok pesantren (ponpes).
Baca Juga: Pemkab-Bawaslu Sampang Gelar Istighosah dan Puncak Apel Siaga Pengawasan Pilkada 2024
Pengasuh Pondok Pesantren Al Badrul Falah Ploso, Lailatul Badriyah, mewakili para nyai mengatakan bahwa Mas Dhito sudah terbukti selama memimpin Kabupaten Kediri pada periode pertama.
"Kita merasakan Kenyamanan selama Mas Dhito (memimpin Kabupaten Kediri), dukungan kepada kita (pondok) , dukungan beliau sangat penting untuk kita, semoga selamanya bisa seperti itu, itu yang kita harapkan, dan semua ponpes di Kabupaten Kediri saya kira juga begitu," ujar Nyai Bad sapaan akrab putri KH Ahmad Djazuli Utsman, pendiri Pondok Pesantren Al Falah Ploso itu.
Sedangkan Mas Dhito menjelaskan, Nyai dan Nawaning berpesan kepada dirinya agar (bantuan) khusus agar merata dan bantuan (untuk ponpes) ditingkatkan, lalu bagaimana para santri-santri punya kemandirian dalam perekonomi, itu yang paling mendasar kebutuhan untuk pondok pesantren .
Baca Juga: Gus Iqdam Dukung Pasangan Abadi
"Terkait guru madin memang akan kita lakukan pemerataan, data kami ada 15.000 guru Madin yang belum mendapatkan, berarti kurang lebih sekitar 6.800, itulah yang akan kita berikan, dan kita dorong mereka, tidak hanya kita berikan insentif para guru Madin, tapi kita dorong berwirausaha itu kata kuncinya," paparnya.
Ia mengatakan, untuk (pelatihan) kewirausahawan (untuk santri) itu macam-macam, ada yang tadi minta untuk dibuatkan digital printing percetakan dan tempat cukur rambut seperti yang telah ada di Pondok Pesantren Dlopo, Desa Karangrejo, Kecamatan Ngasem.
"Jadi mereka sudah berani, santrinya buka tempat cukur rambut dan ada juga yang kita ajari makeup dan itu kita berikan pelatihan, alat dan bantuan modal. (Program tersebut) akan kita evaluasi selama 1 tahun. Kalau memang masih berjalan ya berjalan terus, kalau setahun tidak berjalan ya kita evaluasi secara berkala," pungkasnya. (uji/mar)
Baca Juga: Pascaputusan MK, PDIP Gresik Minta Bawaslu Tindak Pejabat dan TNI-Polri Tak Netral di Pilkada 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News