TUBAN, BANGSAONLINE.com - Negoisasi terkait pembebasan lahan seluas 4,7 hektar untuk akses atau jalan masuk ke lokasi Tapen (TPN) 2 di Desa Wanglu Wetan, Kecamatan Senori, Tuban yang dilakukan pihak Pertamina Eksplorisasi dan Produksi (Pertamina EP) dengan warga setempat berjalan alot.
Terbukti, dari mediasi yang digelar kurang lebih 3 jam di balai desa setempat, Rabu (9/9) belum ada titik terang. Pantauan di lapangan, sebanyak 32 warga menolak penawaran dari Pertamina lantaran harga beli yang diajukan pada warga terlalu murah.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
“Masa harganya per meter cuman Rp 70 ribu, ini kan tidak masuk akal, padahal sekelas Pertamina EP,” ungkap Umi Kulsum salah satu pemilik lahan asal warga Desa Wanglu Wetan, Kecamatan Senori, Tuban, pada BANGSAONLINE.com dengan nada kecewa.
Menurutnya, harga beli yang ditawarkan Pertamina EP dinilai merugikan masyarakat. Pasalnya, dengan hanya Rp 70 ribu per meter, warga tidak akan bisa membeli lahan yang serupa lagi. Selain itu, lahan tersebut juga merupakan lahan produktif yang biasa digunakan para petani di Desa Wanglu Kulon untuk bercocok tanam.
Ia meminta kepada pihak Pertamina EP agar membeli lahan sesuai dengan harga yang diinginkan warga yaitu sebesar Rp 400 ribu per meter. “Kami minta agar Pertamina membeli dengan harga yang kami inginkan, supaya bisa membeli lahan lagi untuk dibuat cocok tanam,” terangnya.
Baca Juga: SKK Migas Teken Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Amanah dan Melati
Umi mengungkapkan jika dirinya dan warga tidak akan memnjual tanahnya apabila Pertamina EP tetap mematok harga Rp 70 ribu per meter. "Lebih baik lahan tersebut disewakan dari pada dijual ke pihak Pertamina EP," ujarnya.
Sementara itu, Lemeter Pertamina EP, Ferry Prasetyo mengatakan, hasil mediasi ini akan disampaikan ke pusat. Terkait tuntutan warga soal harga lahan sebesar Rp 400 ribu per meter, pihaknya belum bisa memberikan jawaban. “Kami akan terus lakukan pendekatan, tetapi terkait harga yang diminta warga akan kami rapatkan dulu di Pusat,” terang Ferry. (wan/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News