TUBAN, BANGSAONLINE.com - Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban turut menyambut program Pemerintahan Prabowo-Gibran dalam bidang penguatan pendidikan, sains, teknologi, serta digitalisasi.
Hal itu dilakukan Unirow dengan menyelenggarakan International Conference on Education, Sciences, and Technology (ICONEST) yang kedua. Even yang dihadiri oleh perwakilan berbagai negara ini mengambil tema "Emerging Trends in AI and Computional Technologies".
Baca Juga: Gelar Wisuda ke-22, Unirow Terus Tingkatkan Kualitas SDM Songsong Indonesia Emas
"ICONEST merupakan agenda rutin yang diadakan Unirow Tuban setiap dua tahun sekali. Pada tahun ini Kampus Unirow bersama peserta dari kampus lain ingin mewujudkan program penguatan pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi yang digagas oleh Bapak Presiden RI Prabowo Subianto," kata Rektor Unirow, Dr. Warli, kepada wartawan, Minggu (17/11/2024).
Menurut dia, pengambilan tema ini didasari perkembangan pesat sistem artificial intelligence (AI) dan teknologi komputer. Mengingat, keberadaannya sudah menjadi bagian dalam kehidupan dan memberikan manfaat sekaligus keuntungan.
"Digital telah mempengaruhi berbagai dimensi di segala aspek kehidupan, pendidikan, ekonomi, sosial politik," ujar Warli yang juga pakar bidang ilmu matematika.
Baca Juga: Pesan Penuh Makna Pejabat Kampus IAINU Tuban saat Wisuda 222 Orang Sarjana
Bagi Warli, dalam bidang pendidikan, kehadiran kecerdasan buatan atau AI telah banyak berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Meskipun kehadirannya dirasakan sangat membantu, pengunaan AI juga harus diwaspadai.
"Harus bisa mengontrol penggunaan AI, jadi tidak asal atau sembarangan," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Ketua PPLP PT PGRI Tuban, Totok Supijanto, mengakui kehadiran AI yang sudah sangat populer. Meskipun demikian, gagasan umum tentang AI yang bisa menggantikan seluruh tugas manusia bukanlah sesuatu yang baik.
Baca Juga: Wisuda 183 Mahasiswa, Rektor IIKNU Tuban Optimis Lulusan Tak Sulit Bekerja
Menurutnya, AI adalah konsep luas yang menggambarkan bagaimana mesin meniru kecerdasan manusia. Tapi, manusia tetap harus belajar kecerdasan yang dimiliki.
"Jangan sampai kita ketergantungan dengan teknologi yang membuat kita selalu bergantung," ucapnya.
Sekadar diketahui, 2nd ICONEST merupakan ajang untuk saling berbagi ide dan pengalaman. Konferensi internasional ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumbangsih bagi masyarakat luas.
Baca Juga: Buka Konferensi Internasional Penilaian Dampak Sosial, AHY: Utamakan Keadilan pada Pengadaan Tanah
Konferensi internasional yang dilaksakan maraton selama 2 hari tersebut selain dikuti peserta dari Indonesia, juga diikuti peserta dari Irak, India, Inggris, Filipina, Arab Saudi, Malaysia, Australia, Portugal, Mesir, Turki.
Tercatat sebanyak 213 artikel yang disajikan dalam ICONEST kedua.
Selain dihadiri oleh pejabat struktural kampus, turut hadir pula Prof. Dr. Ahmad J. Obaid dari National University of Science and Technology Irak. Dr. Abdul Gofur dari IAIN Madura. Dr. Mutmainah dari Universitas Al Syariah Mandar Sulawesi Barat, pemakalah, dan mitra kampus.
Baca Juga: UT Gelar OSMB, Bupati Tuban Beri Hadiah 3 Laptop dan Beasiswa untuk Mahasiswa
Secara daring, ICONEST kedua juga diikuti oleh Dr. Michael Baron dari Barron Consulting, an Australia Leading Consulting and Training Agencies in the field of digital transformation. Dr. Luis Miquel Cardoso dari Polytechnique Institute of Portalegre, Portugal. Dr. Neyara Radwan dari Suez Canal University, Mesir. Dr. Pastor Reglos A. Jr. dari University of Perpetual Help System Dalta Malino, Philippines. Dr. Eykol Bayram dari University of SINOP Turki. Dr. Eka Apriyani dari IAIN Curup, Indonesia. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News