Proyek Rehab Normalisasi Sungai Aras Tengah Sumenep Diduga Asal-asalan

SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Pekerjaan proyek rehab penguatan tebing sungai dan normalisasi saluran pembuangan Sungai Aras Tengah di Dusun Ares Timur, Desa Talang, Kecamatan Saronggi, diduga dikerjakan asal asalan. Indikasinya, proyek yang dibiayai negara melalui dana APBD (Anggran Pendapatan Belanja Daerah) tingkat II tahun anggran 2015 sebesar Rp 68,8 juta itu, material yang digunakan diduga tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah. Hal ini diungkapkan tokoh masyarakat setempat, Bambang Supratman.

Bambang mencontohkan, bahan material yang mestinya memakai pasir, namun pekerjaan tersebut memakai tanah liat yang diambilkan dari lahan milik warga setempat. Tidak hanya itu, campuran semen juga ditengari tidak sesuai dengan aturan yang ada. Sehingga, kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh CV Martoeng tersebut diragukan.

Baca Juga: Dugaan Pengadaan Kanopi Fiktif di Kemenag Sumenep Dilaporkan ke Polisi

”Kalau pekerjaan itu sudah dilakukan asal-asalan, pastinya hasilnya juga tidak akan maksimal,” kata Bambang Supratman, Senin (14/9).

Apalagi kata Bambang, saat dirinya mencoba menjenguk pekerjaan tersebut, lebih banyak tanahnya dibandingkan dengan campuran semennya. Itu terlihat dari warna hasil pekerjaan yang hitam pekat seperti tanah liat. ”Kalau menggunkan pasir, maka warnanya warnanya kuning kehitaman,” ungkapnya.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, tidak hanya dirinya yang merasa diresahkan atas pekerjaan tesebut, melainkan warga setempat juga meras resah. Sebab, lahan persawahan milik warga banyak yang diambil tanhanya untuk pembanguan proyek tersebut. ”Rekanan saat mengmabil tanah tanpa melalui proses musyawarah. Sehingga, banyak warga yag merasa dirugikan,” ungkpanya.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Kapal di Sumenep, Kejari Bidik Tersangka

Sementara itu Direktur CV Martoeng, Fajar, menepis tudingan tersebut. Menurutnya, semua bahan material pekerjaan tersebut didatangkan dari luar, tidak terkecuali dengan pasir yang digunakan untuk campuran semen itu. Sehingga dipastikan pekerjaan tersebut sesuai dengan juknis yang ada.

Ditanya soal pengambilan tanah milik warga setempat, pihaknya juga membantah. Sementara kubangan yang berada di sejumlah lahan milik warga, itu disebabkan karena saat mencampur pasir dengan semen, para pekerja tidak menggunakan alas apapun.

”Wajar lah jika ada kubangan dan sebagian tanah milik warga ikut tercampur. Karena memang tidak menggunkan alas. Kami yakin jika menggunkan alas tidak akan terbentuk kubangan seperti itu,” dalihnya. (fay/rvl)

Baca Juga: Pencabutan Kasus Dugaan Penyimpangan Bantuan Kedelai, Sidiq Tunggu Jawaban Rinci Polda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO