BMKG Tanjung Perak Paparkan Penyebab Hujan Deras hingga Akibatkan Banjir di Surabaya

BMKG Tanjung Perak Paparkan Penyebab Hujan Deras hingga Akibatkan Banjir di Surabaya Penanganan banjir di Surabaya (dok. Kominfo)

SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Koordinator Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika () Maritim , Ady Hermanto mengatakan, cuaca ekstrem disertai curah hujan tinggi di saat ini lebih dominan disebabkan oleh terbentuknya awan cumulonimbus (CB).

Terbentuknya awan tersebut, disebabkan beberapa faktor, selain telah memasuki musim hujan, juga dipengaruhi adanya fenomena di atmosfer yakni gelombang kelvin dan rossby.

Baca Juga: Natal 2024, Wali Kota Eri: Surabaya Ruang untuk Tinggal dalam Harmoni

“Nah, ini memang akan menambah massa uap air yang berada di atmosfer di Jawa Timur, khususnya . Kemudian ada juga pengaruh konvergensi di laut Jawa, nah daerah konvergensi ini bisa menambah intensitas pembentukan awan hujan secara signifikan,” kata Ady.

Dampak adanya faktor-faktor tadi, dapat menambah intensitas pembentukan awan CB, sehingga curah hujan semakin tinggi dan terjadi cuaca ekstrem di . Adanya faktor itu, secara otomatis intensitas curah hujan akan semakin tinggi.

“Ini (awan CB) sering terjadi antara sore hingga menjelang malam, awan ini lifetimenya satu sampai empat jam. Dalam minggu ini, intensitasnya cukup sering terjadi,” ujar Ady.

Baca Juga: Hari Natal, 4 Truk Damkar Disiagakan untuk Antisipasi Banjir di Rungkut Menanggal Harapan

Selain pembentukan awan CB, kondisi pasang juga menjadi salah satu faktor terjadinya banjir di

Kondisi pasang ini justru akan memperparah kejadian banjir, karena air tidak bisa mengalir bebas hingga ke laut.

“Jadi dia () terhambat, jadi tidak ada aliran ke laut, sehingga mengapa banyak laporan dari masyarakat terjadinya banjir, karena berbarengan dengan adanya pasang , apalagi pada 28-29 ini pasang laut mencapai nilai maksimumnya antara 130-140 cm dari permukaan ,” paparnya.

Baca Juga: Pengembang Apartemen Bale Hinggil Klarifikasi Permasalahan yang Dialami dengan Warga Penghuni

Selain itu, Ady menerangkan, banjir di juga disebabkan adanya cuaca ekstrem disertai curah hujan tinggi di sejumlah wilayah daerah lain.

“Di mana sungai itu bermula, kan saat ini banyak (daerah) yang terjadi hujan, jadi ibaratnya ada ketambahan debit air dari sana, karena semua air mengalir ke lautan. Itu lah kenapa, meskipun curah hujannya tidak sampai 50 milimeter tapi kok banyak banjir di mana-mana salah satu sebabnya itu,” terangnya.

Sebelumnya, juga sempat melakukan operasi modifikasi cuaca (TMC) di sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya fenomena hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor di Jatim.

Baca Juga: Info BMKG Cuaca Hari ini Selasa 24 Desember: Suasana Natal Jatim Bakal Hujan Deras, Lalu Surabaya?

Ia menambahkan, TMC ini telah dilakukan sejak tanggal 18 Desember 2024 dan berakhir pada 22 Desember 2024. “Itu sudah dilakukan di sepanjang pesisir utara laut Jawa, nah ternyata ada pro dan kontra adanya TMC ini. Untuk TMC sendiri sudah tidak dilaksanakan operasionalnya,” tambahnya.

Di musim penghujan seperti saat ini, ia mengimbau kepada masyarakat untuk rutin melakukan pembersihan drainase dan memperluas resapan air di masing-masing lingkungannya. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan oleh masyarakat, karena ketika air tidak bisa mengalir ke saluran, maka air bisa meresap secara langsung ke tanah.

"Kami juga berharap, adanya cuaca ekstrem disertai curah hujan tinggi, masyarakat tidak berteduh di bawah pohon ataupun baliho, lebih baik cari bangunan yang kokoh jika ingin berteduh,” tutupnya. (van)

Baca Juga: Terpengaruh Alkohol, Pengemudi Mercy di Jalan Kenjeran Surabaya Tabrak 3 Mobil dan Satu Meninggal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO