NasDem: Trem tak Cocok di Surabaya

NasDem: Trem tak Cocok di Surabaya ilustrasi: trem. foto: wikimedia

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Proyek trem yang hingga kini masih dimatangkan Pemerintah Kota (Pemkot) oleh dinilai kurang tepat diterapkan di kota besar seperti Surabaya. Di kawasan ASEAN, tidak ada satupun negara yang membangun proyek trem. Kalaupun ada angkutan massal ini, hanya digunakan untuk kawasan wisata, seperti di Hong Kong dan Sentosa Island Singapura.

Hal itu disampaikan politikus dari Partai NasDem, Vinsensius Awey. Dia menilai, meski kurang tepat, Pemkot cenderung memaksakan agar proyek bisa dilaksanakan. Bisa jadi, kengototan Pemkot mengerjakan proyek ini karena biayanya murah. Selain itu, anggaran juga ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah pusat.

Baca Juga: Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dukung Pasangan Fren Pimpin Kota Kediri

“Masyarakat sekarang ini kan sudah serba cepat. Kemana-mana pengen cepat. Nah, kalau naik trem itu lambat. Saya kira moda transportasi ini kurang tepatlah kalau diterapkan di Surabaya yang lalu lintasnya sudah sangat padat,” katanya.

Anggota komisi C DPRD Kota Surabaya ini mengungkapkan, di beberapa negara maju memang memiliki angkutan berupa trem seperti di Prancis dan Belanda. Namun, warga di kedua negara Eropa ini sudah sejak dulu menggunakan trem. Sehingga sudah ada kebiasaan.

Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan, jika tak ada kendala, pada Rabu (23/9) pekan depan akan ada penandatanganan kerja sama (PKS) antara Pemkot, Kementrian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Baca Juga: Nasdem Panaskan Mesin untuk Total Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024

PKS itu dianggap mampu mempercepat pelaksanaan proyek. “Berbagai upaya pengkajian dan pematangan rencana proyek trem dibahas detail agar di kemudian hari tidak ada masalah pasca pembangunan,” katanya.

Dia memperkirakan, setelah PKS, anggaran Rp124 miliar yang ada di Kemenhub dapat difokuskan untuk penyelesaian detail engineering desain (DED). Sehingga, lelang fisik dapat dimulai akhir tahun ini atau setidaknya awal tahun depan. Proses lelang diprediksi memakan waktu dua bulan.

Setelah itu, pembangunan trem dapat dilaksanakan. “Yang pasti rencana pembangunan transportasi publik berupa trem maupun monorel di Surabaya sudah sejalan dengan program pemerintah pusat yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019,” ujarnya.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

Pria kelahiran Kediri ini melanjutkan, pengembangan angkutan trem akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, pengembangan angkutan massal ini dimulai dari depo trem lama di Bumiharjo, Joyoboyo melewati Jalan Raya Darmo hingga ke utara sampai persimpangan Jalan Indrapura – Jalan Rajawali.

Di sepanjang jalur tersebut akan dibangun titik-titik halte/shelter yang letaknya strategis dengan pusat kegiatan masyarakat metropolis. “Selanjutnya, pada tahap kedua, rencana pengembangan trem ini akan diintegrasikan dengan Pelabuhan Tanjung Perak,” terangnya. (lan/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO