TANGERANG, BANGSAONLINE.com - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menggerebek wisuda sarjana dari kampus yang sudah nonaktif. Wisuda bodong yang berlangsung di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Sabtu (19/9) itu diikuti oleh lebih dari 1.000 orang.
"Wisuda ini digerebek karena kampusnya melakukan proses pembelajaran yang tidak benar. Kampus sudah nonaktif, tapi melakukan wisuda," kata Menristek Dikti M Nasir, Minggu (20/9) malam, dikutip dari detik.com.
Baca Juga: Gaji Kecil, Viral #JanganJadiDosen, Kenapa Gaji ASN Depkeu, Depdagri, Pajak, BUMN Besar?
Penggerebekan itu dilakukan pada Sabtu (19/9) kemarin di Universitas Terbuka Convention Center, Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Namun, wisuda itu bukan dilaksanakan oleh Universitas Terbuka (UT). "Itu tempatnya saja yang di UT, bukan wisudanya UT," ucap Nasir.
Kampus yang menyelenggarakan wisuda bodong itu adalah Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT). Ketiganya berada di bawah satu yayasan yaitu Yayasan Aldiana Nusantara. "Yayasannya sudah mengakui hal itu," ujarnya.
Menurut Nasir, panitia berubah-ubah dalam menyampaikan jumlah peserta wisuda. Awalnya menyebut 600 orang, namun kemudian bertambah jadi 800 orang. Kementerian Ristek Dikti sendiri yakin jumlahnya lebih banyak daripada itu. "Kemarin jumlahnya 1.235 orang, tapi kenyataannya lebih dari itu. Bisa sampai 1.500 orang (peserta wisuda). Wisuda bodonglah ini. Kok mau-maunya ya mereka ini," ungkap Nasir.
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Bahlil, Surokim: Lebih Baik Percaya Kampus Ketimbang Politikus
Sementara, Dini Nurul Hakim, 22 tahun, mahasiswa S-1 teknik informatika dari Yayasan Insani Subang, Jawa Barat, yang mengikuti wisuda dari Yayasan Aldian Nusantara tidak bisa menyebutkan secara jelas nama kampus tempat ia belajar. "Di Subang saya kuliah di Yayasan Insani, pokoknya kami ikut pembelajaran di sana di bawah Yayasan Aldian Nusantara. Saya kuliah selama empat tahun, delapan semester, dan mendapat 144 SKS," kata Dini seusai mengikuti wisuda di Universitas Terbuka Convention Center, Tangerang Selatan, dikutip dari tempo.co.
Saat ditanyakan mata kuliah apa yang menjadi favoritnya, Dini pun juga tidak jelas menyebutkannya, bahkan ia tidak tahu mata kuliah yang ia sebutkan itu mempelajari tentang apa. "Apa ya, banyak deh pokoknya, yang lain saja deh pertanyaannya," ujarnya menghindar.
Dini juga mengatakan bahwa saat ini hanya wisuda saja, untuk ijazah belum diberikan Yayasan Aldian Nusantara karena alasan yang tidak jelas, ia hanya diberi tahu oleh pihak yayasan, ijazah baru bisa diambil tiga bulan kemudian.
Baca Juga: Kolaborasi Internasional, Pascasarjana Unisma Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi Malaysia
"Hari ini hanya wisuda, ijazahnya diambil tiga bulan lagi di Jakarta. Mungkin belum selesai pembuatannya dan nanti akan dikabari kembali oleh yayasan," kata dia.
Selain kuliah, Dini juga bekerja di perusahaan garmen sejak 2012 sampai sekarang. Dini yang berangkat dari Subang pukul 04.00 WIB ini mengaku kuliah pada Sabtu dan Minggu secara tatap muka.
Sebelumnya, Supriadi Rustad, Ketua Tim Evaluasi Kinerja Akademik Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, menemukan wisuda ilegal yang diadakan oleh Yayasan Aldian Nusantara.
Baca Juga: Ilmuwan Kita Malas, Ketika Capai Gelar Profesor
"Wisuda ilegal itu melibatkan STP Telematika 295 peserta wisuda, satu STKIP Suluh Bangsa 293 peserta wisuda, STIT Tangerang Raya 150 peserta wisuda, sehingga total peserta wisuda 738. Jumlah yang diwisuda sama yang hadir berbeda, yang hadir pada hari wisuda ternyata ada 978 peserta," kata Supriadi. (dtc/tmp/lan/sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News