KEDIRI, BANGSAONLINE.com – Aksi unjuk rasa digelar ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri di halaman kampus mereka. Mahasiswa menyuarakan berbagai tuntutan, di antaranya perbaikan fasilitas kampus dan penyelesaian masalah ribuan mahasiswa 'fiktif' yang belum terdaftar pada sistem pendataan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI).
Dalam aksi tersebut, mahasiswa membentangkan banner besar bertulisankan aliansi mahasiswa dan berbagai tuntutan. Selain itu, mereka juga membawa berbagai poster dari kertas berisi tuntutan-tuntutan. Di antaranya menurunkan PK3 yang sudah tidak komunikatif dan suloting kepada masalah mahasiswa.
Baca Juga: Guru Besar ITS Raih Penghargaan di Ajang BI Awards 2024
Dalam aksinya, mahasiswa juga sempat membakar ban dan kardus bekas serta membentuk lingkaran memutari api. Mereka menyanyi dan meneriakkan berbagai macam tuntuntan tersebut kepada Rektor STAIN Kediri.
Menurut mahasiswa ada sekitar 3.933 mahasiswa kini masih fiktif, karena tidak terdaftar dalam sistem pendataan DIKTI. Padahal mereka telah menjalankan kuliah lebih dari 1 tahun lamanya.
“Kenapa mereka masih fiktif, karena mahasiswa tersebut tidak terdaftar di DIKTI. Teman mahasiswa sudah ngecek, ke dalam websitenya DIKTI, dan nama mereka tidak ada. Dalam edaran seharusnya sudah terdaftar, satu tahun jangka waktu memasukkan ke dalam sistem pendataan, tetapi kenyataannya tidak ada,” tegas Ketua Senat STAIN Kediri Nasrul Febrianto, Senin (21/9/2015)
Baca Juga: Gaji Kecil, Viral #JanganJadiDosen, Kenapa Gaji ASN Depkeu, Depdagri, Pajak, BUMN Besar?
Nasrul menambahkan, untuk mahasiswa semester 3 yang tidak masuk dalam daftar DIKTI, terus mempertanyakan pada pihak STAIN. Tetapi hingga kini belum mendapatkan jawaban yang pasti.
Dalam aksi ini, mahasiswa juga menggalang tanda tangan dukungan pada kain panjang berwarna putih. Masing-masing mahasiswa memberikan tanda tangannya secara bergantian pada kain putih tersebut.
Selain itu, mahasiswa juga meminta penyediaan sarana dan prasaranan kampus. Pasalnya, dalam perkuliahan banyak mahasiswa yang tidak mendapatkan kursi, sehingga mereka duduk lesehan. Banyak jam perkuliahan yang bentrok dan banyak dosen yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
Baca Juga: Tanggapi Pernyataan Bahlil, Surokim: Lebih Baik Percaya Kampus Ketimbang Politikus
Aksi mahasiswa berakhir setelah Ketua STAIN Kediri Nurkhamid bersedia menemui mahasiswa. Bahkan, dalam dialog dengan mahasiswa Nurkhamid berjanji untuk memenuhi seluruh tuntutan mahasiswa. (rif/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News