LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Angka kematian Ibu melahirkan di Lumajang masih terbilang tinggi. Data resmi dari Rumah Sakit Umum/Swasta se-Kabupaten Lumajang hingga September 2015, tercatat ada 22 kasus kematian ibu melahirkan.
Menurut dr. Bayu Wibowo, penyebab utama kematian ibu melahirkan adalah faktor penyakit dan pendarahan. “Kita masih terus mencari solusinya,” ujarnya ketika menyampaikan laporan pada acara Rapat Koordinasi Program penurunan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015, Senin (21/9).
Baca Juga: Alasan Prestasi, Keluarga Besar Ponpes Syarifuddin Lumajang Doakan Khofifah Jadi Gubernur 2025-2030
Dari data angka kematian ibu melahirkan memberi kesimpulan jika Program penurunan AKI dan AKB di tahun 2015 di Lumajang belum tercapai. “Perlu kerja keras lebih untuk mengatasi hal ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua tim penggerak PKK Kabupaten Lumajang Tutuk Fajriyah As’at, SH mengatakan, bahwa sosialisasi program AKI dan AKB perlu digencarkan. “Kita ini harus secara terus menerus untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat sampai ke tingkat yang paling bawah,” tuturnya.
Dalam hal ini, lanjut Tutuk As’at, Dinas pendidikan setempat harus ikut bersinergi dengan istansi terkait. Hal ini untuk jangka panjang dalam menekan angka kematian ibu melahirkan.
Baca Juga: Sambangi Pasar Baru Lumajang, Khofifah Janji Lanjutkan Zakat Produktif untuk Usaha Ultra Mikro
“Di masing-masing sekolah juga harus disediakan tablet penambah darah, khususnya bagi anak-anak perempuan yang sudah menstruasi, hal ini untuk mengantisipasi kepada kaum perempuan kekurangan darah,” tambahnya.
Tutuk As’at, berharap angka ini bisa terus ditekan. “Saya berharap, mari kita bersama-sama mencari solusinya, agar kematian ini tidak bertambah lagi,” pungkasnya. (ron/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News