SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep Juhari meminta pemerintah daerah Kabupaten (Pemkab) untuk terus melakukan pengawasan terhadap stok LPG (liquified petroleum gas) di Sumenep. Itu sebagai upaya antisipasi adanya pelanggaran distribusi elpiji menjelang Idul Adha mendatang.
"Antisipasi dan pengawasan sangat penting. Itu untuk mencegah adanya pelanggaran yang dilakukan oleh oknum tertentu, seperti penimbunan dan pengoplosan serta pelanggaran yang lainnya dalam pendistribusian elpiji," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati
Pengawasan yang dimaksud legislator dua periode itu, salah satunya melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke berbgai agen atau kios yang menyebar di seluruh kabupaten ujung timur pulau madura. Selain itu, juga melakukan pengawasan disetiap pendistribusian elpiji, utamanya ke daerah kepulauan.
Menurut dia, pemerintah daerah jangan setengah hati, apabila menemukan adanya indikasi kejanggalan yang dilakukan oleh salah satu oknum yang tidak bertanggungjawab. Jika memang persoalan yang dilakukan itu menyalahi hukum, pihaknya mengimbau agar persoalan yang ditemukan diberikan ke pihak penegak hukum.
”Kalau memang sudah ada indikasi kejanggalan, silahkan saja laporkan ke penegak hukum. Biar nantinya penegak hukum yang menanganginya,” ungkap dia.
Baca Juga: Dinsos Sumenep Bersama USAID ERAT Gelar Workshop untuk Susun RAD Pemenuhan Hak Disabilitas
Lebih lanjut Juhari mengatakan, menjelang hari raya Idul Adha kemungkinan adanya pelanggaran tersebut sangat besar. Sebab, diyakini sejak H-7 hingga H+15 permintaan elpiji, utamanya elpiji ukuran 3 Kg diprediksi akan mengalami peningkatan hingga 10 persen dibandingkan hari-hari biasa.
Selain itu, praktek yang dinilai merugikan konsumen juga berpotensi marak dilakukan lantaran perbedaan harga yang cukup signifikan, antara LPG melon dibandingkan elpiji ukuran 12 kilogram. Saat ini harga elpiji melon di sejumlah pangkalan Rp 17 ribu per tabungnya, sementara untuk LPG 12 Kg sekitar 180 ribu.
Sementara di sejumlah kepulauan saat ini sudah mulai melambung tinggi. Di kepulauan Kangean misalnya, harga elpiji melon dijual Rp 33 ribu pe rtabungnya. "Jika nantinya ditemukan ada pelanggaran, maka jangan sungka untuk memberikan sanksi. Kalu tingkat pelanggaran yang dilakukan kecil diberi sanksi teguran, namun kalau sudah salah kaprah seperti pengoplosan dan ada upaya penimbunan serta pelanggaran lainnya, lebih baik dicabut saja izinnya," tegas dia.
Baca Juga: Ciptakan Udara Bersih dan Berkualitas, DLH Sumenep dan Medco Energi Tanam Ribuan Pohon
Sementara itu, Kabag Perekonomian Setkabn Sumenep, Moh. Hanafi mengatakan, untuk pengawasan akan terus dilakukan. Baik saat adanya kebijkan pemerintah untuk menaikkan harga LPG maupun saat harga LPG dalam keadaan normal.
Sementara kali ini, meskipun permintaan dari sejumlah konsumen terus bertambah, namun dirinya meyakini tidak akan terjadi kelaangkaan. Itu terlihat dari saat pihaknya melakukan pemantauan kepada setiap agen atau distributor LPG yang berada di Sumenep.
”Tidak ada masalah, dan kami yakin stock LPG diberbagai agen dan distributor bisa memenuhi konsumen,” tegasnya. (fay/ns)
Baca Juga: Bappeda Sumenep Hadirkan 2 Narasumber dalam Sosialisasi GDPK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News