
PALANGKARAYA, BANGSAONLINE.com - Harga elpiji bersubsidi 3 kilogram di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, melambung tinggi dan melebihi harga eceran tertinggi.
Hal tersebut, terungkap ketika puluhan ibu-ibu mengantre membeli elpiji bersubsidi dalam operasi pasar yang di gelar di Kantor Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, Selasa (18/2/2025).
Baca Juga: Harga Sembako Jateng: Bawang Merah Rp31.650 per kilo, Cabai Keriting Rp42.050 per kilo
Warga setempat, Asma (45) menyebutkan akhir-akhir ini dirinya kesulitan dalam mendapatkan elpiji bersubsidi, baik tingkat distributor atau pangkalan maupun pengecer.
“Susah (mencari gas melon), kalau ada juga harganya mahal, tembus Rp 38.000-40.000 per tabung, itu di eceran,” ungkap Asma saat dibincangi sesaat usai membeli gas di operasi pasar tersebut.
Selain itu, Asma mengaku untuk mendapatkan elpiji memerlukan kupon yang dibagikan oleh RT setempat, sehingga tidak melayani pembelian gas di luar RT tersebut, meskipun dalam satu kelurahan.
Baca Juga: Polresta Sidoarjo Bongkar Dua Gudang Sindikat Pengoplos Isi Tabung LPG
“Saya lebih sering beli di pangkalan, tetangga juga, harganya Rp 30.000, sudah tangan kedua mungkin dia,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Asma menyebutkan, harga elpiji di eceran mencapai Rp38.000-Rp40.000. Padalah, pemerintah daerah setempat menetapkan harga het elpiji 3 kg oleh pangkalan di Kota Palangka Raya, khususnya di Kelurahan Panarung, adalah Rp 22.000.
“Saya beli hari Rabu pekan lalu, harga di eceran enggak turun-turun, selalu seperti itu/ kalau tidak Rp 38.000 ya Rp 40.000, malah semakin sulit mencarinya,” ungkap wanita yang bekerja sampingan sebagai penjual kue ini.
Baca Juga: Polres Ngawi Lakukan Patroli Pengecekan Ketersediaan LPG Bersubsidi di Sejumlah Pangkalan
Asma menceritakan, dirinya sudah berkeliling seharian untuk mencari elpiji bersubsidi sekitar komplek rumahnya, namun tidak kunjung ketemu. Ia baru menemukan, setelah kebetulan lewat melihat adanya operasi pasar elpiji di kantor kelurahan.
“Waktu saya keliling-keliling, melihat orang antrean gas, langsung saya ke sini, alhamdulillah dapat,” tuturnya.
Sementara warga lain, Fitri (45) juga mengeluhkan kelangkaan gas bersubsidi ini. Menurut dia, harga gas elpiji ini mencapai Rp40.000. Ia juga menceritakan, terakhir membeli gas melon di pangkalan dengan harga Rp25.000, harga tersebut melebihi HET.
Baca Juga: Pemkot dan Pertamina Sebut Harga dan Stok LPG 3 Kilogram di Surabaya Terpantau Aman
“Beli di pangkalan Rp 25.000, enggak tau kenapa jadi lebih mahal, kemarin sebelumnya juga beli di pengecer sampai Rp 40.000,” tuturnya. (rif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News