
SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Penangkapan Agus (35) atas kasus dugaan pencabulan terhadap putrinya AL yang masih balita di Jl. Manyar Sabrangan mendapat tanggapan dari tetangga kos pelaku dan korban.
Soliha (50) pemilik kos mengatakan jika istri Agus yakni Anggel kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menafkahi anaknya AL lantaran selama ini hanya bergantung ari penghasilan suaminya.
Baca Juga: Siswi SMPN 30 Surabaya Tenggelam di Sungai Belakang Rumahnya saat Jemur Pakaian
“Keseharian Anggel hanya dirumah yang bekerja mencari nafkah adalah Agus. Sebenarnya Anggel ini kerap di pukuli oleh Agus karena bertengkar tentang perilaku bejat aksi pencabulan itu. Namun Angel ini takut melaporkan suaminya, kalau dilaporkan nanti Agus dipenjara dan siapa yang memberi makan Angel dan dua anaknya?,” kata Soliha, Kamis (20/2/2025).
Tetangga pasutri itu sempat heran, karena pada 17 Februari kemarin, Anggel terlihat pulang sejak pagi hingga malam hari.
“Pada hari Senin pagi itu saya sempat melihat Angel keluar dari kos kosan namun hingga sore hari belum pulang. Senin sore Agus terlihat pulang, namun Angel masih belum pulang. Biasanya gak seperti itu, tapi saya mau tanya gak enak karena Pasutri ini jarang bersosialisasi di warga,” tambah Soliha.
Baca Juga: Info Apakah Sudah Ditransfer BLT Rp600 Ribu Bank BRI, BSI, BNI dan Login Cekbansos di Sini
Menurut Soliha, warga setempat mengira Anggel melaporkan suaminya atas kasus KDRT ke pihak kepolisian.
“Jadi Angel tidak pulang warga mengira dia melaporkan suaminya tentang aksi kekerasan yang terjadi kepadanya. Karena saya tahu sendiri pernah melihat luka memar disekitar pipi kanan Angel, tapi luka memar itu agak lama,” tutur Sholiha.
"Kemarin 3 anggota Polisi mendatangi kos-kosan dan bertanya kepada saya tempat tinggal Agus. Dan pada saat itu Agus sedang libur kerja, lalu saya tanyakan kepada anggota Polisi itu sebenarnya apa yang terjadi, tenryata Agus pelaku pencabulan, warga jadi geram,”pungkasnya.
Baca Juga: KAI Daop 8 dan Unit PPA Polrestabes Surabaya Gelar Kampanye Antipelecehan Seksual di Lingkungan KA
Dikonfirmasiterpisah, Kasubnit PPA Polrestabes Surabaya, IPTU Tri Wulandari menyinggung angka kasus pencabulan di Surabaya yang masih tergolong tinggi
“Sementara angka pencabulan di kota Surabaya masih cukup tinggi. Tinggi kasus pencabulan yang melibatkan pelaku orang tua dan saudara dekat terhitung sejak tahun 2020 saat adanya Covid 19. Meski tiap tahun angka pencabulan berkurang namun tidak seknifikan,” ujarnya.
“Memang tentang pencabulan yang melibatkan saudara dan orang tua adalah kasus yang harus menjadi perhatian exstra. Penyebab utamanya dari segi ekonomi dan tempat tinggal merupakan faktor pendukung terjadinya aksi tersbeut. Dan selama kita menangani kasus ini kebanyakan disebabkan rumah tempat tinggal yang kecil dan saat tidur akses tempat tidurnya menjadi satu, ini yang membuat pemicu aksi pencabulan,”pungkasnya. (rus/red)
Baca Juga: Rugi Miliaran Rupiah, Warga Surabaya Barat Laporkan Notaris Atas Dugaan Perubahan Akta Perjanjian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News