Kiai Abbas Buntet Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional, Kiai Asep Sebut Panglima Perang 10 November

Kiai Abbas Buntet Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional, Kiai Asep Sebut Panglima Perang 10 November Para nara sumber Seminar Nasional Usulan Pahlawan Nasional KH Abbas Bin Abdul Jamil Buntet Cirebon di Gedung Pascasarjana Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Jumat (21/2/2025). Foto: MMA/bangsaonline

BANDUNG, BANGSAONLINE.com – KH Abbas Bin Abdul Jamil Buntet Cirebon diusulkan sebagai . Pengusulan itu dibahas dalam Seminar Nasional Usulan Pahlawan Nasional KH Abbas Bin Abdul Jamil Buntet Cirebon di Gedung Pascasarjana Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Jumat (21/2/2025).

Seminar itu menampilkan cukup banyak nara sumber. Yaitu Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, putra KH Abdul Chalim yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu), Prof Dr Usep Abdul Matin, Wakil Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan (TP2GP) dan Prof Dr Rosihon Anwar, Rektor Sunan Gunung Jati Bandung.

Baca Juga: Gus Kikin: Kiai Yusuf Hasyim Selamatkan Pondok Gontor dari Serangan PKI

Pembicara lain adalah Prof Dr KH Ajid Thohir, TP2GD Provinsi Jawa Barat, Dr Aguk Irawan, novelis, tokoh agama, Dr M Fathi Royyan, Peneliti BRIN, dan Dr Anis Mansur, pengasuh Pondok Pesantren Buntet Cirebon, yang menyampaikan sambutan mewakili keluarga Kiai Abbas.

Menurut Kiai Asep, Kiai Abbas sangat layak dianugerahi gelar . Sebab Kiai Abbas dikenal luas sebagai ulama yang sangat besar jasanya dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Kiai Abbas dikenal sebagai ulama sakti dan panglima perang dalam pertempuran 10 November Surabaya,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim.

Baca Juga: Kiai Yusuf Hasyim Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional: Kiai Militer Berbasis Pesantren

Kiai Asep lalu mengutip pernyataan KH Muhammad Irfan Yusuf Hasyim (Gus Irfan) yang mengungkap bahwa Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari sempat menunda serangan pada tentara Inggris di Surabaya karena menunggu kedatangan Kiai Abbas.

“Gus Irfan kan menyatakan bahwa Hadratussyaikh menunda serangan karena menunggu kedatangan Kiai Abbas,” kata Kiai Asep.

Menurut Kiai Asep, semula para kiai dan santri akan melakukan serangan pada 6 November. Tapi Hadratussyaikh menunda karena Kiai Abbas belum datang.

Baca Juga: Besok, Para Menteri, Kiai dan Syaikh Al Azhar Hadiri Resepsi Pernikahan Putri Kiai Asep

“Akhirnya serang dilakukan para 10 November ketika Kiai Abbas sudah datang,” kata Kiai Asep.

Ini berarti peran Kiai Abbas sangat penting dalam pertempuran 10 November itu.

Gus Irfan adalah putra yang kini . Sedang adalah putra bungsu Hadratussyaikh.

Baca Juga: Buka Klinik KI di Ponpes Tebuireng, Kemenkum Jatim: Pesantren Jadi Episentrum Karya dan Inovasi

Kiai Asep meyakini bahwa informasi Gus Irfan itu valid. Karena Gus Irfan informasi dari ayahnya, .

pasti dapat informasi dari Kiai Hasyim Asy’ari,” kata Kiai Asep yang merupakan putra , KH Abdul Chalim Leuwimunding.

Apalagi juga tentara aktif yang terlibat perang kemerdekaan sejak usia 16 tahun.

Baca Juga: Tuntaskan Rangkaian Bedah Buku KHM Hasyim Asyari di Bandung, Khofifah: Ikhtiar Bangun Persatuan

Sementara Dr KH Abdul Mujib Qulyubi, Ketua Pembina Yayasan Uninus, mengatakan bahwa Uninus merasa terpanggil untuk memperjuangkan Kiai Abbas sebagai pahlawan.

“Ruh Uninus itu NU, Ahlussunnah Waljamaah. Uninus merasa berdosa jika tak ikut memperjuangkan Kiai Abbas sebagai mengingat jasanya yang besar terhadap bangsa,” kata Kiai Abdul Mujib Qulyubi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dua kelompok Geng Motor Cirebon Kembali Tawuran':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO