Cendhul, Kuliner Khas Madura yang Cocok untuk Takjil

Cendhul, Kuliner Khas Madura yang Cocok untuk Takjil Mak In, warga Desa Kaduara-Timur, Sumenep saat mengaduk adonan cendol. Foto: Agus Salimullah.

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Cendhul merupakan yang memiliki rasa manis dan kenyal. Minuman ini menjadi salah satu opsi yang tepat untuk mengais rezeki di bulan Ramadan.

Seperti Mak In, warga Dusun Gunung, Desa Kaduara-Timur, Kecamatan Pragaan, Sumenep yang setiap memasuki bulan Ramadan, selalu menyempatkan diri membuat sajian khas Madura sebagai takjil yang dalam bahasa Madura disebut , atau biasa disebut dalam bahasa Indonesia.

"Ini sudah turun temurun sejak dulu. Alhamdulillah peminatnya saat bulan puasa sangat banyak," ujar Mak In, Sabtu (1/3/25).

Cendhul buatan Mak In berbeda dengan pada umumnya. Yang membedakan adalah, waktu ngaduknya sangat lama sehingga teksturnya kenyal. Selain itu, pewarna yang digunakan alami berupa daun pandan Betawi.

Untuk membuat Cendhul, Mak In mencampurkan beberapa jenis bahan baku seperti tepung hunkwee 5 bungkus, tepung beras 1,5 kilogram, garam, sari daun pandan Betawi dua genggam, air kapur secukupnya, dan empat liter air. Selanjutnya semua bahan yang sudah dicampur diaduk terus selama 1,5 jam hingga matang.

Setelah matang, selanjutnya adonan dicetak ke dalam cetakan khusus sambil ditekan-tekan dan yang sudah terbentuk disimpan di wadah yang berisi air.

Setelah dicetak, air rendaman yang pertama dibuang dan diganti dengan air yang baru. Tujuannya agar adonan tersebut cepat dingin dan bisa dibungkus.

Mak In menjual satu bungkus lengkap dengan gula merah dan santan seharga Rp2.500,00. Untuk pemasaran, Mak In mengandalkan konsumen yang sudah menjadi langganan pada tahun-tahun sebelumnya. Per hari, Mak In bisa menjual nya sebanyak 150-200 bungkus.

"Untuk memenuhi permintaan pelanggan, sebagian juga dijajakan keliling kampung," pungkasnya. (asa/msn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO