
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Nurul Amalia, anak ketiga dari Munif Hariyanto (50), korban penusukan yang tewas di Jalan Jakarta, Perak, Surabaya, pada 25 Februari 2025, akhirnya angkat bicara.
Munif, warga Perum Giri Asri Blok K, Kebomas, Gresik, menjadi korban penusukan oleh tiga orang saat perjalanan pulang dari acara Haul di Jatipurwo, Semampir, Surabaya.
Polres Pelabuhan Tanjung Perak berhasil menangkap dua dari tiga pelaku pada Senin (3/3/2025).
Kedua pelaku yang ditangkap adalah SA (33) dan H (40), yang berperan sebagai eksekutor, serta Gus Firdil (36), yang diduga menjadi otak di balik aksi penusukan tersebut.
Sementara itu, satu pelaku lainnya, MT, masih dalam pengejaran. Nurul berharap pihak kepolisian segera menangkap pelaku yang masih buron dan memberikan hukuman tegas kepada semua pelaku.
"Kami meminta Polres Tanjung Perak segera menangkap pelaku yang masih buron dan menindak tegas para pelaku, tanpa memandang status mereka," akunya, Kamis (6/3/2025).
Menurut Nurul, Gus Firdil, yang merupakan teman lama ayahnya, diduga menjadi dalang di balik penusukan ini. Gus Firdil, warga Jalan Tanah Merah Utara IX, juga dikenal sebagai kerabat dekat pendiri Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya.
"Keluarga kami masih bertanya-tanya apa motif di balik tindakan ini," tuturnya.
Berbagai spekulasi muncul terkait motif penusukan, termasuk dugaan masalah utang-piutang. Namun, Nurul menyatakan bahwa keluarganya tidak pernah mengetahui adanya penagihan utang dari Gus Firdil.
"Ayah saya orangnya pendiam dan tidak pernah bercerita banyak," ungkapnya.
Munif Hariyanto dikenal sebagai penyedia jasa angkutan andong untuk wisatawan yang berziarah ke makam Sunan Giri, Gresik. Ia adalah sosok ayah yang sabar dan jarang mengungkapkan kesulitan kepada keluarganya.
Sementara itu, warga sekitar Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah, seperti Kumiati (60), mengungkapkan sisi lain dari Gus Firdil.
"Dia sering mabuk-mabukan dan berkelahi. Bahkan, pernah membawa wanita simpanan ke kos-kosan saya," akunya.
Saat mencoba mengonfirmasi ke rumah Gus Firdil di Jalan Tanah Merah Utara IX, namun rumah tersebut tampak kosong tanpa penjagaan.
"Sejak beberapa hari terakhir, tidak ada aktivitas di rumah itu," kata Kholik, petugas keamanan pondok pesantren. (rus)