SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jenazah korban tragedi Mina masih ada sekitar 2 - 3 kontainer, dan belum dimakamkan karena belum teridentifikasi. Adapun jemaah haji asal Jatim yang belum ditemukan sebanyak 20 orang.
Demikian diungkap Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf, kepada wartawan, saat penyambutan kedatangan kloter-1 embarkasi Surabaya, di Asrama Haji Sukolilo, tadi sore (29/9).
Baca Juga: 9 Kantor Imigrasi di Jatim Permudah Pembuatan Paspor bagi Pekerja Migran Indonesia
"Hitungannya, 10 yang sudah diidentifikasi yaitu 7 Probolinggo, Kediri 2, Kota Batu 1. keberadaan mereka belum ditemukan. Sementara yang 10 lainnya, belum teridentifikasi," kata Gus Ipul.
Rencananya, Gus Ipul bersama Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Drs Mahfud Shodar MAg akan mengunjungi rumah korban Mina yang telah teridentifikasi, sambil menunggu kabar lebih lanjut dari Kementerian Agama Arab Saudi.
Apakah akan mendapat santunan seperti korban crane? Pemerintah belum mendapatkan kabar, tapi Gus Ipul menegaskan korban Mina akan mendapat asuransi sekitar Rp 38 juta. "Harapan kita pemerintah juga memberi santunan kepada korban Mina," kata Gus Ipul.
Baca Juga: Energi Sai untuk Perbaikan Spirit BLu Speed
Gus Ipul memaparkan, peraturan di Arab Saudi, sejak tanggal 8-12 Dzulhijah, petugas tidak boleh masuk. "Untuk ke depannya, petugas pemerintah Indonesia diberi akses, ini akan menjadi evaluasi bagi pemerintah Indonesia. Kita ingin petugas-petugas Indonesia diberi stiker khusus atau akses, untuk mengatur jamaah di Masjidil Haram, lempar jumroh yang selama ini tidak bisa dilakukan," tambah dia.
Di mata Gus Ipul, peningkatan pelayanan di Arab Saudi perlu ditingkatkan, terutama di Arofah. Tenda-tenda dan karpet bisa diperbaiki oleh pemerintah Arab Saudi. Pelayanan untuk toilet di Arofah dan Mina, di mata Gus Ipul, jauh dari cukup.
Kepala Bidang Urusan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur HM Sakur mengatakan, pihaknya telah berupaya meningkatkan pelayanan di AHS. Seperti sarana dan prasarana, kesehatan, dan koordinasi dengan masalah imigrasi dan sebagainya. "Semua sudah kita tingkatkan, memang di 2015 ada masalah visa," kata Sakur.
Baca Juga: Salat di Kamar Hotel Ikuti Imam di Masjidil Haram, Apakah Sah?
Secara umum kedatangan tidak ada masalah, kementrian agama sudah mempunyai prosedur bagaimana proses kedatangan jamaah haji mulai dari tes temperatur, kelengkapan adminitrasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News