
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Program Studi Administrasi Publik (AP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan kunjungan studi ke Museum Bajra Sandhi di Denpasar, Bali, pada 22 April 2025.
Kunjungan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa semester 6 dengan tujuan memahami tata kelola kebijakan museum, kolaborasi antara pemerintah dan swasta, serta daya tarik museum dibandingkan dengan museum lain di Bali.
Pejabat Pemprov Bali, I Made Artana Yasa, menjelaskan bahwa Museum Bajra Sandhi merupakan destinasi edukasi dan wisata sejarah favorit yang menampilkan diorama perjuangan rakyat setempat.
"Museum ini termasuk Perang Puputan, serta sejarah masyarakat Bali asli. Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan kota Denpasar dari puncak museum yang berarsitektur khas Hindu dan dikelilingi taman asri." ujarnya
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Gede Arya Sugiartha, menyebut museum ini dikelola oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan.
"Museum hadir untuk menjaga keaslian bangunan, melibatkan masyarakat sekitar, dan mengembangkan digitalisasi pemasaran meskipun menghadapi kendala tenaga ahli digital marketing," katanya.
Dalam perawatan fisik monumen dilakukan dengan teknologi pembersihan internasional setelah 23 tahun berdiri. Museum juga mengembangkan konsep tur virtual reality untuk meningkatkan aksesibilitas dan adaptasi di masa pandemi.
Pengelolaan museum melibatkan kolaborasi antara pemerintah, Dinas Kebudayaan Bali, dan masyarakat dengan anggaran terbatas sehingga kerja sama eksternal sangat penting.
"Kunjungan ini memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa untuk memahami pengelolaan museum sebagai warisan budaya dan sejarah serta mengasah kemampuan membuat konten edukatif melalui video. Kegiatan ini juga diharapkan memperkuat kolaborasi antara akademisi dan pengelola museum dalam pengembangan wisata sejarah di Bali," urai Sekretaris Kaprodi AP Umsida, Hendra Sukmana.
Isnaini Rodiyah selaku Ketua Pusat Studi Kebijakan Publik dan Media Umsida merekomendasikan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menjaga keaslian bangunan dan program edukasi sejarah serta meningkatkan digitalisasi pemasaran dan mengembangkan tur virtual reality agar museum lebih mudah diakses dan menarik.
Selain itu mengadakan pelatihan staf dan melibatkan mahasiswa dalam pembuatan konten edukatif untuk pengembangan sumber daya manusia serta memperbanyak diorama dan event budaya agar museum menjadi lebih unik dan menarik dibandingkan museum lain di Bali. (cat/mar)