Ki Ardhi Purbo Antono Klarifikasi Kabar Dirinya Penggerak Penolakan KEK Singhasari Malang

Ki Ardhi Purbo Antono Klarifikasi Kabar Dirinya Penggerak Penolakan KEK Singhasari Malang Ki Ardhi Purbo Antono

MALANG,BANGSAONLINE.com - Belakangan ini, nama Ki Ardhi Purbo Antono, seorang Dalang dan Tokoh Budayawan Muda asal Singosari Kabupaten Malang menjadi sorotan di sejumlah media online.

Sebab, ia disebut sebagai penggerak warga atas penolakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Kabupaten Malang.

Polemik itu muncul setelah banyaknya bener atau spanduk penolakan yang dipasang di jalan dan area sekitar KEK Singhasari.

Saat dikonfirmasi langsung di rumahnya,  Ki Ardi menyebutkan bahwa memang ada yang sempat memberikan informasi kepada dirinya terkait spanduk tersebut dengan mengirimkan gambar melalui WhatsApp.

"Tiga atau empat hari yang lalu, saya dikirimi foto, spanduk-spanduk. Yang intinya ada penolakan KEK Singhasari, nyuwun statmen panjenengan sebagai warga Singosari ( minta statmen anda sebagai warga Singosari)," terang Ki Ardi Minggu (4/5/2025) petang

Ki Ardhi mengaku meskipun dirinya tinggal di wilayah Singosari bagian timur tepatnya Desa Watugede. Namun karena sudah dianggap sebagai sesepuh di wilayah Kecamatan Singosari, Ki Ardhi menyampaikan pendapatnya secara global.

"Saya statmennya global saja, yang untuk semua. Bahwa kegiatan apapun, proyek apapun yang kaitannya kepada kemasyarakatan atau kemakmuran jangan dilibatkan makelar intelektual. Itu dari saya," lanjut Ki Ardhi.

Ki Ardhi yang juga merupakan pengurus Lesbumi PBNU ini juga menyatakan tidak tahu sama sekali mengenai siapa yang memasang banner-banner penolakan KEK itu.

"Tapi terkait pemasangan spanduk yang kemudian saya diceritakan akan menggerakkan dan menurunkan masa, Demi Allah, Demi Rosul tidak tersampaikan. Apalagi sampai mengajak orang untuk membubarkan KEK. Enggak lah," tambahnya.

Dalam kesempatan ini, Ki Ardhi Purbo juga menyampaikan pesan dan keinginannya agar KEK yang berlokasi di Singosari juga memiliki spirit membawa seni budaya dan pelestarian tradisi.

"Saya punya usulan seni budaya, adat dan tradisi ayo digowo pisan ( mari dibawa juga). Ternyata program itu ada, cuma belum diselenggarakan," jelas Ki Ardhi.

Makanya untuk di awali ini, lanjut Ki Ardhi, kalau memang ada spirit melestarikan tradisi dan kebudayaan, keberadaan KEK tidak menjadi masalah.

"Artinya ini cuma masalah kalimat yang ada di media. Untuk gerakan masa, gerak menolak dan sebagainya. Itu bukan saya. Kita ini dididik Kiai tidak seperti itu, tidak ada Kiai mengajarkan anak-anaknya untuk menjadi pemberontak atau memberontak kebijakan-kebijakan yang menjadi kesepahaman bersama," tutup Dalang Ki Ardhi Purbo. (dad/van)