Melalui DBHCHT Petani di Blitar Diajari Menyemai Bibit Tembakau

Melalui DBHCHT Petani di Blitar Diajari Menyemai Bibit Tembakau Kabid Perkebunan DKPP Kabupaten Blitar, Lukas Supriyatno.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Di tengah tantangan ketersediaan bibit tembakau, para petani di Kabupaten Blitar tengah menapaki langkah baru. Bukan sekadar menanam, mereka kini belajar menyemai harapan dari benih mentah hingga bibit unggulan yang siap tanam. 

Semua dimulai dari sebuah langkah berani yang diambil Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar melalui alokasi DBHCHT (dana bagi hasil cukai hasil tembakau) tahun ini.

Kabid Perkebunan DKPP Kabupaten Blitar, Lukas Supriyatno, menyebut program ini sebagai upaya menyeluruh membangun kemandirian petani.

“Kita ingin petani bisa mandiri, mulai dari persemaian hingga kelembagaan. Tidak lagi bergantung pada bibit dari luar daerah,” ujarnya.

Selama ini, kebutuhan bibit sering kali dipenuhi dengan mendatangkannya dari luar kota. Selain memakan biaya, ini juga menimbulkan ketergantungan yang menghambat produktivitas. Dari keprihatinan itulah muncul gagasan bagaimana jika petani sendiri yang menyemai.

Program ini bukan hanya sekadar pelatihan. Di lima kecamatan, Wates, Wonotirto, Gandusari, Selopuro, dan Talun, petani diajak memahami secara teknis bagaimana memperlakukan benih tembakau dengan tepat sejak hari pertama. 

Mereka juga dibekali sarana produksi dan didampingi langsung oleh tim ahli dari PT Djarum dan BSIP Tanaman Pemanis dan Serat. Dalam waktu satu bulan, para petani ditargetkan mampu menghasilkan bibit siap tanam bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga bisa dijual kembali.

“Ini membuka peluang usaha baru. Petani bisa dapat untung dari dua sisi dari bibit dan dari panen,” kata Lukas.

Lebih dari sekadar penguatan teknis, ini adalah perubahan paradigma. Dulu, petani tembakau hanya fokus pada daun. Kini, mereka mulai melihat nilai sejak tahap awal. Bibit pun bernilai jual.

DKPP Kabupaten Blitar menyadari bahwa perubahan ini butuh waktu dan proses. Karena itu, selama pelatihan pada Mei 2025, pendampingan dilakukan intensif dengan harapan setelah program ini berjalan, Blitar tak hanya dikenal sebagai penghasil tembakau, tapi juga sebagai pusat bibit tembakau unggulan.

Langkah pertama telah diambil. Dari persemaian kecil di ladang-ladang Blitar, bibit harapan tengah tumbuh menjadi simbol kemandirian dan inovasi yang siap menyongsong masa depan pertanian tembakau yang lebih cerah. (ina/mar)