
Di sisi lain, orang nomor satu di Jatim ini menyebut berdirinya RSU Muslimat NU Ponorogo dan hampir rampungnya pembangunan Gedung Gus Dur yang terdiri dari 7 (tujuh) lantai ini merupakan bukti nyata atas kontribusi NU khususnya Muslimat dalam bidang kesehatan.
Selain itu, penamaan gedung ini diharapkan mampu merefleksikan komitmen besar Gus Dur untuk menguatkan layanan kesehatan di lingkungan keluarga besar NU dan umat.
"Kita patut berbangga sekaligus bersyukur karena pada hari ini kita semua menjadi saksi tonggak sejarah, sebuah bukti pengabdian, dan pelayanan Muslimat NU serta Nahdlatul Ulama (NU) kepada umat," kata Khofifah.
Tak hanya itu, ia menyebut pembangunan Gedung Gus Dur ini juga bagian dari persembahan Muslimat NU untuk 1 abad NU yang dihitung secara tahun Masehi. Sehingga diharapkan gedung ini bisa mulai beroperasi pada akhir Januari 2026.
"Rumah sakit ini juga akan menjadi kado satu abad NU untuk tahun masehi yang akan kita peringati 31 Januari 2026," ucapnya.
Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat NU ini menjelaskan bahwa pembangunan RSU Muslimat Ponorogo dan Gedung Gus Dur telah sesuai dengan cita-cita seluruh masayikh NU. Dimana NU menjadi motor dalam seluruh aspek perkembangan masyarakat, terutama di bidang kesehatan.
"RSU Muslimat Ponorogo merupakan salah satu bukti nyata dari komitmen tersebut," katanya.
Gubernur Khofifah juga mengapresiasi atas kolaborasi dan kontribusi nyata RSU Muslimat NU Ponorogo dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Jawa Timur. Khususnya melalui peningkatan kualitas pelayanan bagi masyarakat Ponorogo dan sekitarnya.
"Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami menyampaikan selamat dan apresiasi kepada RSU Muslimat Ponorogo atas seluruh pencapaian dan pengabdiannya," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan peletakan mortar pada konstruksi Gedung K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) RSU Muslimat NU Ponorogo oleh Gubernur Jatim yang didampingi Rais Syuriyah PBNU, Bupati Ponorogo, Forkopimda Kab. Ponorogo dan Dir. RSU Muslimat Ponorogo. (dev/mar)