
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan di wilayah kerja OJK Kediri posisi Maret 2025 tumbuh stabil dan menunjukkan kinerja positif dengan didukung likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.
Hal itu disampaikan oleh Kepala OJK Kediri, Ismirani Saputri, kepada wartawan dalam acara Media Update, di salah satu Resto di Kota Kediri, Jumat (23/5/2025) sore.
Menurut Ismirani, pertumbuhan tersebut tidak hanya tercermin dari peningkatan kredit di sektor Perbankan, tetapi juga dari peningkatan penyaluran pembiayaan di Perusahaan Pembiayaan, peningkatan jumlah kepesertaan asuransi, serta peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) di sektor Pasar Modal.
"Kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen terus diperkuat melalui beragam kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan," jelas Ismirani Saputri.
Ismirani menambahkan, sektor perbankan menunjukkan pertumbuhan positif, baik dari sisi penyaluran kredit maupun penghimpunan dana. Kredit perbankan di wilayah OJK Kediri posisi Maret 2025 tumbuh 3,17 persen (YoY) menjadi sebesar Rp88,52 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 61,34 persen dari total kredit.
"Penyaluran kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih didominasi kepada tiga sektor ekonomi utama, yaitu perdagangan besar dan eceran sebesar 25,69 persen, bukan lapangan usaha rumah tangga (kepemilikan rumah, kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 23,33 persen, dan industri pengolahan sebesar 15,49 persen. Kualitas kredit atau pembiayaan yang disalurkan sektor perbankan masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,63 persen," papar Ismirani.
Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi Maret 2025 tumbuh sebesar 3,62 persen (YoY) menjadi sebesar Rp103,81 triliun. Berdasarkan jenisnya, porsi DPK didominasi oleh tabungan dan deposito masing-masing sebesar 64,09 persen dan 26,14 persen.
Selanjutnya, kinerja industri BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja OJK Kediri berada dalam kondisi terjaga dengan permodalan yang solid pada Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 52,45 persen, tingkat ketersediaan likuiditas memadai tercermin dari cash ratio sebesar 15,78 persen dengan rasio LDR/FDR sebesar 106,19 persen.
"Tingkat inklusi Pasar Modal di wilayah kerja OJK Kediri terus menunjukkan pertumbuhan positif tercermin dari pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) yang mencapai 15,54 persen (YoY) menjadi 415.459 SID. Pilihan instrumen investasi dalam tiga tahun terakhir masih didominasi produk reksadana dengan toal kepemilikan rekening sebesar 388.628 SID pada posisi Maret 2025," ucap Kepala OJK Kediri tersebut.
Kepemilikan instrumen investasi sektor pasar modal di wilayah OJK Kediri, lanjut Ismirani lagi, menunjukkan pertumbuhan yang positif, tercermin dari pertumbuhan instrumen reksadana sebesar 13,42 persen (YoY), Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 16,65 persen (YoY), serta saham, obligasi dan sukuk korporasi sebesar 26,07 persen (YoY).
Untuk perkembangan sektor industri keuangan non-bank, nilai outstanding piutang perusahaan pembiayaan posisi Maret 2025 mencapai Rp7,01 triliun atau tumbuh sebesar 9,02 persen (YoY), diikuti dengan peningkatan rasio Non-Performing Financing (NPF) gross dari sebelumnya sebesar 4,10 persen pada Maret 2024, menjadi sebesar 4,21 persen.
Nilai outstanding piutang Perusahaan Modal Ventura posisi Maret 2025 mencapai Rp311,92 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 9,69 persen (YoY). Di sisi lain, perusahaan modal ventura menunjukkan perbaikan dalam kualitas piutang, tercermin dari penurunan rasio Non-Performing Financing (NPF) gross dari sebelumnya sebesar 15,59 persen pada Maret 2024, menjadi sebesar 4,30 persen.
"Total aset Lembaga Keuangan Mikro di wilayah kerja OJK Kediri meningkat pada posisi triwulan 1 2025 sebesar 4,35 persen (YoYdari quartal 1 2024) menjadi sebesar Rp122,03 miliar. Penyaluran pembiayaan meningkat sebesar 2,99 persen (YoY dari quartal 1 2024) menjadi sebesar Rp80,59 miliar. Sampai dengan Maret 2025, terdapat 15 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah Kantor OJK Kediri, yang terdiri dari 11 LKM Konvensional dan 4 LKM Syariah (Bank Wakaf Mikro)," urainya.
Diterangkan Ismirani, sebagai upaya pelindungan konsumen, OJK Kediri menyediakan Layanan Konsumen berupa pemberian maupun penerimaan informasi, konsultasi, maupun pengaduan masyarakat terkait sektor jasa keuangan.
Sampai dengan 30 April 2025, OJK Kediri telah menerima permintaan layanan konsumen sebanyak 470 layanan yang meliputi 246 surat pengaduan serta 224 permintaan konsultasi dan/atau informasi melalui media walk in maupun telepon.
Tiga besar topik layanan konsumen yang disampaikan antara lain perihal restrukturisasi/relaksasi kredit/pembiayaan (147 layanan), data SLIK (95 layanan), dan Fraud Eksternal (47 layanan). Berdasarkan klasifikasi sektor industri, sebagian besar layanan konsumen yang diterima berasal dari sektor Perbankan (45,11 persen) dan sektor perusahaan pembiayaan (20,43 persen).
"Sampai dengan April 2025, OJK Kediri telah menerima dan menyelesaikan permintaan SLIK sebanyak 3.124 layanan," tandasnya.
Sedangkan untuk kegiatan literasi dan inklusi keuangan sampai dengan Mei 2025, OJK Kediri terus mendorong penguatan literasi dan inklusi keuangan melalui program kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak. Program tersebut dilaksanakan melalui edukasi keuangan secara tatap muka, daring, maupun kampanye melalui media sosial dan media massa, serta beragam kegiatan sosial lainnya.
"Kolaborasi dan sinergi terselenggara berkat kerja sama OJK Kediri dengan Pemerintah Daerah yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), lembaga jasa keuangan, perguruan tinggi, serta stakeholders terkait sehingga dapat menjangkau 56.071 masyarakat di 13 kabupaten/kota di wilayah eks-karesidenan Kediri dan Madiun," ujar Ismirani.
Upaya peningkatan literasi keuangan ini sejalan dengan hasil survei indeks literasi dan indeks inklusi keuangan berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, masing-masing sebesar 66,46 persen dan 80,51 persen meningkat dibandingkan survei SNLIK 2024 yang menunjukkan indeks literasi keuangan 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen.
Sampai dengan bulan Mei 2025, OJK Kediri telah melaksanakan 39 kegiatan edukasi, antara lain:
1. Rangkaian GERAK SYARIAH 2025 selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang dilaksanakan di Kota Kediri, Kabupaten Ponorogo, dan Magetan dalam bentuk Training of Trainer School of Syariah DAI Khotbah, serta santunan dan edukasi kepada anak yatim.
2. Talkshow Keuangan Syariah (TKS) dengan topik pengenalan produk keuangan syariah yang disiarkan melalui radio setiap hari Sabtu menjelang berbuka puasa dan saat libur Idul Fitri yang menjangkau masyarakat di wilayah eks-Karesidenan Kediri, Jombang, dan Mojokerto.
3. Edukasi keuangan dan TTS (Teka Teki Silang) Keuangan Syariah melalui media sosial instagram @ojk_kediri, yang melibatkan para pengikut akun untuk dapat berpartisipasi secara langsung.
4. Edukasi kepada mahasiswa di empat perguruan tinggi mengenai upaya pemberantasan pinjol ilegal, pengenalan ragam investasi di sektor jasa keuangan, melek finansial dan waspada kejahatan keuangan digital.
5. Kick off bulan literasi keuangan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri dan PT Pegadaian (Persero) melalui program edukasi "Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan (SICANTIK)" kepada ibu-ibu se-Kabupaten Kediri dengan jumlah sebanyak lebih dari 585 peserta.
6. Untuk penguatan ekonomi daerah, OJK Kediri telah melaksanakan Rapat Pleno dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Kota Kediri untuk menetapkan program kerja tahun 2025 yang akan sejalan dengan visi pembangunan Kota Kediri "Mapan".
Ditambahkan Ismirani, selain mengadakan kegiatan edukasi dan sosialisasi interaktif, OJK Kediri juga bekerja sama dengan media lokal yang memiliki jangkauan seluruh wilayah kerja mencakup media cetak, radio, televisi atau online streaming, dan portal berita online. Akun media sosial resmi OJK Kediri @ojk_kediri hingga 23 Mei 2025 juga telah menerbitkan 182 konten edukasi dengan total 217.223 viewers.
Pemberantasan Investasi Ilegal
Ditegaskan Ismirani, dalam rangka pelindungan konsumen dari investasi ilegal, OJK Kediri aktif berkoordinasi dengan Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) dengan menginformasikan dugaan atau laporan kegiatan penghimpunan dana atau penawaran investasi yang ilegal dan berpotensi merugikan masyarakat. Salah satunya penyampaian informasi mengenai maraknya tawaran investasi pada triwulan 1 2025 yang dilakukan oleh beberapa pihak yang dikaitkan dengan World Pay One (WPONE) di beberapa wilayah di Indonesia (Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) termasuk di Kediri.
"Kami mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola keuangan, serta tidak mudah tergiur dengan penawaran investasi yang menjanjikan keuntungan tidak wajar yang tidak disertai legalitas dari OJK atau otoritas terkait.
Ingat selalu rumus 2L: Legal dan Logis. Legal berarti harus dicek terlebih dahulu apakah investasi itu terdaftar resmi di OJK atau otoritas lainnya. Logis artinya harus diperhatikan apakah keuntungan yang ditawarkan masuk akal atau tidak, serta pahami risikonya,"pungkas Ismirani Saputri. (uji/msn)