
PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - SM, jemaah haji non-reguler (ilegal) yang meninggal dunia di gurun pasir Makkah akibat dehidrasi berat ternyata berangkat haji menggunakan visa ziarah.
Warga Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, tersebut berangkat ke Arab Saudi menggunakan travel umrah asal Sampang dengan membayar Rp105 juta.
Hal ini diungkapkan Junaidi, salah satu kerabat SM. Menurutnya, SM nekat berangkat menunaikan haji pada 25 April lalu, setelah diiming-imingi pihak travel umroh dengan membayar Rp105 juta.
"Ia (SM) bayar Rp210 juta bersama saudara ibunya. Katanya bisa berangkat menunaikan haji tahun ini, tapi ternyata di Makkah dicegah," paparnya.
Junaidi mengungkapkan pihak keluarga terpukul dan sangat kecewa kepada pihak travel. Ia berharap pihak travel mau tanggung jawab dengan mengembalikan sisa uang yang telah dibayar korban.
"Pihak keluarga minta pertanggungjawaban dari travel untuk sisa uang dari Rp105 juta itu dikembalikan," jelas Junaidi.
Ia melanjutkan, bahwa pihak keluarga juga sudah berkomunikasi dengan KJRI dan Otoritas Arab Saudi terkait pemulangan jenazah SM. Namun, keluarga akhirnya memutuskan agar jenazah SM dimakamkan di Makkah karena terkendala biaya.
"Awalnya keluarga minta jenazah dipulangkan, tapi terkendala ekonomi akibat biaya yang diminta mahal, sebesar 12 ribu real," ucapnya.
Kini, keluarga SM di Pamekasan hanya bisa pasrah menunggu informasi lanjutan dari KJRI dan Otoritas Arab Saudi soal jenazah SM. Meski demikian, Junaidi masih berharap ada bantuan dari pemerintah atau pihak lainnya.
Diberitakan sebelumnya, SM ditemukan meninggal dunia di gurun pasir setelah nekat memasuki Makkah bersama kedua temannya lewat jalur tikus menggunakan taksi gelap agar bisa menunaikan haji.
Saat di tengah jalan, sopir taksi gelap menurunkan ketiganya di tengah gurun pasir lantaran takut tertangkap patroli.
Di tengah perjalanan di gurun pasir itulah, SM akhirnya meninggal dunia akibat dehidrasi berat. Sedangkan, kedua temannya selamat. Namun, saat ini keduanya masih dilakukan perawatan medis karena dehidrasi akibat cuaca panas di gurun.