Dukung Alumni BEC Raih Sarjana Lebih Cepat, Uniska Tawarkan Program RPL di HUT ke-48 BEC

Dukung Alumni BEC Raih Sarjana Lebih Cepat, Uniska Tawarkan Program RPL di HUT ke-48 BEC Pendiri BEC Kampung Inggris Muhammad Kalend Osen (tengah) bersama Rektor Uniska Kediri Prof. Dr. H. Bambang Yulianto (empat dari kiri) dan tamu undangan lainnya. Foto: Ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Basic English Course (BEC), lembaga kursus bahasa inggris ternama di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, yang didirikan oleh Muhammad Kalend Osen, menggelar perayaan ulang tahun ke-48 sekaligus reuni akbar.

Acara digelar di Garden Hall BEC, Jalan Anyelir No. 8, Tulungrejo, Pare, Kediri – pusat kawasan edukatif yang dikenal sebagai Kampung Inggris, Sabtu (14/6/2025).

Sebagai lembaga yang telah berkontribusi besar dalam pengembangan pembelajaran bahasa inggris di Indonesia, BEC kini juga menjadi mitra resmi Universitas Islam Kadiri (Uniska). Dalam rangka mempererat kemitraan tersebut, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uniska turut ambil bagian dengan membuka booth penerimaan mahasiswa baru (PMB) dalam acara tersebut.

Booth PMB ini menyediakan informasi umum terkait program studi yang tersedia di Uniska, serta secara khusus memperkenalkan program rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Program RPL memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengakui pengalaman belajar non-formal dan informal sebagai bagian dari proses akademik, membuka akses lebih luas ke pendidikan tinggi.

Rektor UNISKA Kediri, Prof. Dr. H. Bambang Yulianto, yang hadir langsung dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasinya atas kiprah BEC dalam memajukan pendidikan bahasa Inggris serta menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan non-formal dan perguruan tinggi.

Dalam sambutannya, Prof Bambang juga memperkenalkan secara khusus program RPL kepada para hadirin.

"Melalui program RPL, pengalaman masa lalu, baik itu pelatihan, pekerjaan, maupun pembelajaran non-formal, dapat diakui sebagai bagian dari satuan kredit semester (SKS) dalam perkuliahan," katanya.

"Jika dalam kondisi normal seorang mahasiswa S1 harus menempuh 144 SKS, maka dengan RPL, sebagian SKS tersebut bisa diakui sehingga masa studi menjadi lebih efisien," jelasnya.

Prof. Bambang menegaskan bahwa program RPL ini bersifat legal dan resmi karena telah diakui oleh pemerintah serta terdaftar dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).

"Program ini bukan program sembarangan, tetapi sudah mendapat legitimasi dari pemerintah dan terintegrasi dalam sistem pendidikan tinggi nasional. Ini adalah peluang besar bagi masyarakat, terutama yang telah memiliki pengalaman kerja atau pelatihan sebelumnya," tandasnya.

Dekan FKIP Uniska Kediri, Dr. Ayu Fatmawati, menambahkan bahwa pihaknya mempunyai harapan besar terhadap keberlanjutan kiprah BEC dan penguatan kemitraan dengan Uniska.

Ia berharap BEC semakin berjaya sehingga dampaknya senantiasa dapat dirasakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Sehingga kerja sama dengan FKIP ke depannya tidak hanya sebatas penerimaan mahasiswa—khususnya melalui program RPL.

"Saya berharap ke depannya ada kerja sama lain di bidang pengajaran dan pengabdian masyarakat," ujar Ayu.

Selain menjadi ajang silaturahmi bagi para alumni lintas generasi, acara ini juga menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan akses pendidikan tinggi yang lebih inklusif, fleksibel, dan kolaboratif, demi mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia. (uji/rev)