KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Hingga memasuki penghujung tahun anggaran 2015, tepatnya pertengahan bulan Oktober, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri masih minim dalam menyerap anggaran. Bahkan, hingga kemarin dilaporkan anggaran yang terserap baru 25 persen saja.
Menurut Plt. Kepala Badan Pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset Daerah (BPPKAD) Bagus Alit, hingga saat ini serapan anggaran masih 25 persen untuk belanja langsung atau baru baru terealisasi sekitar Rp 201 milyar dari anggaran yang direncanakan sebesar Rp 791 milyar. Sementara untuk belanja tidak langsung baru terserap 65 persen atau baru terealisasi Rp 405 milyar dari anggaran Rp 641 milyar.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
“Untuk belanja langsung, baru 25 persen yang sudah terserap, lainnya masih menunggu proses,” kata Bagus Alit saat menggelar rapat dengar pendapat bersama Komisi A, Kamis (15/10).
Sementara itu, menanggapi minimnya serapan itu, anggota Komisi A DPRD Kota Kediri Subekti meminta agar dalam sisa waktu yang ada dimanfaatkan Pemkot Kediri untuk lebih keras lagi dalam menyerap anggaran. “Harapan kami tetap meminta Satker untuk semaksimal mungkin menyerap anggaran disisa waktu yang ada,” ujarnya.
Sebab, lanjut Subekti, jika serapan anggaran terlalu minim, anggaran akan kembali ke kas daerah dan menjadi sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa). “Kalau terlalu banyak yang tidak diserap, akan kembali ke Kas Daerah, dan Silpa di tahun depan akan lebih besar lagi,” ujarnya.
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
Masih kata subekti, minimnya serapan untuk belanja langsung, salah satu faktor utama juga dipengaruhi molornya pengesahan PAK APBD. Dengan molornya pengesahan PAK, maka satker, terutama Dinas Pekerjaan Umum tidak bisa menjalankan kegiatannya berupa proyek-proyek pembangunan fisik.
(Baca juga: PAK APBD Kota Kediri belum juga Disahkan, Ini Penyebabnya)
Untuk diketahui, diduga karena perencanaan yang kurang matang, Silpa APBD di Kota Kediri dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Mulai tahun 2011 lalu, Silpa hanya Rp 85 milyar, tahun 2012 menjadi Rp 110 milyar, 2013 menjadi Rp 226 milyar, dan 2014 kemarin mencapai Rp 435 milyar. (rif/rev)
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Beri Arahan ke Peserta Uji Kompetensi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News