
JEMBER, BANGSAONLINE.com - Komitmen untuk mengurangi persoalan kemiskinan dan angka stunting terus ditunjukkan oleh Pemerintah Kabupaten Jember.
Kali ini, Pemkab Jember bersama dengan 16 perguruan tinggi di Jember melakukan kerja sama melalui KKN (kuliah kerja nyata) Kolaboratif.
Sebanyak 3.078 mahasiswa siap diterjunkan untuk menjalankan tugas mereka di berbagai desa Kabupaten Jember. Mereka resmi dilepas oleh Bupati Jember Muhammad Fawait di Alun-Alun Jember, Kamis (17/7/2025).
Dalam sambutannya, Gus Fawait -sapaan karib Bupati Jember- mengungkapkan bahwa Jember masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan, dengan status sebagai daerah termiskin kedua di Jawa Timur.
"Kemiskinan itu tersebar di daerah pelosok, baik di desa-desa terpencil maupun di kawasan pinggiran kebun, pantai, hutan, hingga pegunungan," ujarnya.
Menurutnya, kemiskinan akut menjadi masalah mendasar yang menimbulkan berbagai persoalan sosial.
"Kemiskinan ini berpengaruh pada banyak aspek, seperti tingginya angka stunting, AKI (Angka Kematian Ibu), AKB (Angka Kematian Bayi), dan masih banyak lagi permasalahan lainnya yang timbul akibat kemiskinan," ungkap Gus Fawait.
Karena itu, ia meminta kepada ribuan mahasiswa KKN Kolaboratif untuk bekerja sama dengan masyarakat setempat, terutama dalam mengatasi kemiskinan dengan berbagai pendekatan.
Untuk jangka pendek, bupati menekankan pentingnya penyaluran bantuan sosial (bansos) yang tepat sasaran.
"Banyak data yang berbeda-beda, jadi saya minta bantuan dari mahasiswa untuk membantu memaksimalkan DTSEN (Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional). Dengan begitu, di masa depan bantuan yang diberikan oleh pemerintah akan lebih tepat," katanya.
Sementara itu, pengentasan kemiskinan jangka panjang bakal dilakukan dengan peningkatan infrastruktur.
Gus Fawait menjelaskan bahwa pembangunan besar-besaran akan dilakukan, termasuk revitalisasi Bandara Jember dan penerbangan langsung menuju Bali atau Jakarta. Pembangunan flyover di Mangli pada 2026 dan Pasar Baru juga akan segera dimulai.
Tidak hanya itu, sektor pendidikan juga menjadi salah satu kunci pengentasan kemiskinan. Gus Fawait mengungkapkan bahwa Pemkab Jember berencana memberikan beasiswa terbesar dalam sejarah daerah tersebut.
"Dalam lima tahun ke depan, Pemkab Jember akan memberikan beasiswa untuk 20 ribu mahasiswa," terangnya.
Namun, ia juga berharap agar para mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN dapat mengajak anak-anak di wilayah tempat mereka mengabdi untuk melanjutkan pendidikan.
"Sering kali anak-anak tidak melanjutkan pendidikan bukan karena faktor ekonomi, melainkan karena kurangnya minat untuk belajar," tambahnya.
Sebagai penutup, Gus Fawait menyampaikan pesan kepada mahasiswa KKN untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.
"Selamat melaksanakan KKN Kolaboratif. Jika ada pelayanan yang kurang baik di lapangan, kirimkan pesan kepada kami. Bantu kami menilai apakah pelayanan yang diberikan sudah baik, sudah bersih, atau belum. Kalau belum, tolong laporkan!" tegasnya. (nga/yud/rev)