
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Seorang pengamen bernama Rendra Wahyudi (20), warga Joyoboyo Timur No. 16, tenggelam di Kali Jagir sisi Jl. Wonokromo.
Tenggelamnya Rendra pada Minggu (24/8/2025) pukul 02.30 wib, diketahui karena ketakutan saat dikejar oleh Tim Pasopati Satpol PP Surabaya.
Arib, kakak korban, mengatakan bahwa Rendra adalah anak nomor 4 dari 6 bersaudara. Ia mengungkapkan adiknya nekat meloncat karena dikejar oleh Satpol PP yang mengunakan motor trail (Tim Pasopati).
“Jadi kami diberitahu oleh saksi warga Jl. Jagir, bahwa adik saya dikejar Satpol PP mengunakan motor trail. Pengejaran mulai dari jalan seberang depan Stasiun Wonkromo, hingga ke kali berdekatan dengan Jembatan Jagir. Karena ketakutan dikejar, lalu adik saya nekat meloncat ke kali," ujar Arib, Minggu (24/8/2025).
(Kakak korban menunjukkan foto Rendra yang hingga kini belum ditemukan)
Setelah diketahui Rendra Wahyudi melompat di kali Jagir, pihak Satpol PP mencoba membantu dengan terjun ke kali. Namun ternyata anggota Satpol PP tersebut juga tidak bisa berenang.
Anggota Satpol PP lainya pun mencoba melakukan pertolongan. Namun, aksi penyelamatan yang dilakukan hanya terhadap Satpol PP. Sedangkan kepada korban tidak dilakukan.
"Satpol PP yang mencoba menolong rekannya berhasil menyelamatkan, namun untuk adik saya Rendra tidak ditolong dan akhirnya hilang tenggelam. Infonya, anggota Satpol PP yang tidak bisa berenang berhasil diselamatkan dan dilarikan ke Rumah Sakit Islam Jl. A. Yani," ujar Pras Setiawan, kakak tertua korban.
Pasca hilangnya Rendra, kini pihak SAR BPBD Surabaya melakukan pencarian. Upaya pencarian dilakukan dengan cara menyusuri Kali Jagir. Karena belum ditemukan, petugas kembali melakukan penyelaman radius dengan jarak 1 km.
Kabid Darurat Logistik BPBD Surabaya, Indah Novanyi, mengatakan tim SAR telah melakukan selama beberapa jam, namun korban tak kunjung ditemukan.
"Sudah kami lakukan beberapa cara untuk penemuan korban tenggelam, dan cara terakhir adalah dengan air diombakkan," kata Indah.
Di sisi lain, pihak keluarga tidak terima atas penertiban pengamen Satpol PP yang menyebabkan korban jiwa.
"Hingga saat ini pihak Satpol PP Surabaya belum ada yang menemui keluarga korban. Pihak keluarga tidak terima dengan sikap Satpol PP yang arogan dan kami nantinya akan menuntut," tambahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, BANGSAONLINE.com masih berupaya mengonfirmasi Achmad Zaini, Kasatpol PP Surabaya, namun belum direspons. (rus/rev)