
MALANG, BANGSAONLINE.com - Potensi tanaman tembakau di Kabupaten Malang terus menunjukkan tren positif, didukung oleh keberadaan sejumlah pabrik rokok yang beroperasi di wilayah tersebut.
Untuk mengoptimalkan potensi ini, Pemkab Malang melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) menggelar program Sekolah Lapang (SL) bagi para petani tembakau.
Kegiatan SL kali ini menyasar Kelompok Tani Sri Rejeki I di Desa Sukorejo, Kecamatan Gondanglegi, dan diikuti oleh 32 petani.
Program ini merupakan bagian dari pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025, dengan fokus utama pada pelatihan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Kepala DTPHP Kabupaten Malang, Avicenna Medisica Sani Putera, menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi petani dalam pengelolaan tembakau secara terpadu.
"Kita berharap nanti dengan pengendalian hama yang baik, produksi tembakau ini bisa sesuai dengan harapan. Bisa di atas 1 ton per hektarenya," ujarnya.
Ia menyebut, pertumbuhan lahan tembakau di Kabupaten Malang cukup menggembirakan. Pada tahun lalu, luas tanam mencapai sekitar 800 hektare dengan produksi sekitar 7.700 ton daun tembakau basah, sedangkan untuk tahun ini, ditargetkan produksi tembus 10.000 ton dengan luas tanam sekitar 900 hektare.
"Ini menunjukkan bahwa minat petani untuk membudidayakan tembakau semakin meningkat dari tahun ke tahun," tuturnya.
Dalam program SL ini, petani akan mengikuti 10 kali pertemuan yang membahas teknik pengendalian hama dan penyakit. Tiga pemandu lapang disiapkan untuk berdiskusi langsung dengan petani dalam mencari solusi terbaik.
"Karena tembakau ini tanaman yang perlu ketelitian, maka pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara cermat dan kolaboratif," kata Avicenna.
Ia juga menekankan, tembakau menjadi pilihan menarik bagi petani, terutama saat musim kemarau, karena nilai jualnya lebih tinggi dibanding komoditas lain seperti padi.
"Saat air berkurang dan tidak memungkinkan menanam padi, banyak petani yang mengalihkan lahannya untuk tembakau," ucapnya.
Sementara itu, para petani di Kecamatan Gondanglegi menyebutkan bahwa hama yang sering menyerang tanaman tembakau adalah ulat dan belalang, sedangkan penyakit yang kerap muncul adalah layu fusarium. (adv/dad/mar)