Rekonstruksi Kasus Mutilasi di Surabaya, Warga Luapkan Amarah

Rekonstruksi Kasus Mutilasi di Surabaya, Warga Luapkan Amarah Rekonstruksi kasus mutilasi di Surabaya.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Polres Mojokerto menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh Alvi Maulana (24), warga Sumatera Utara, terhadap kekasihnya Tiara Angelina Saraswati (24), warga Jalan Made, Lamongan. 

Rekonstruksi berlangsung pada Rabu (17/9/2025), beberapa minggu setelah jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Korban ditemukan dalam potongan tubuh yang terpisah dari tulang, sebagian dibuang ke wilayah Kecamatan Pacet, Mojokerto, dan sebagian lainnya di rumah kontrakan pelaku di Jalan Lidah Wetan, Surabaya. Dalam proses rekonstruksi, penyidik Satreskrim Polres Mojokerto memperagakan 37 adegan.

Adegan awal menunjukkan Alvi menjemput adiknya di Bandara Juanda dan mengantarnya pulang, lalu pada adegan keempat, pelaku kembali ke kontrakan dan mendapati pintu tidak dibuka oleh korban. 

Setelah menunggu hampir satu jam, korban akhirnya membuka pintu sambil mengumpat, yang memicu kemarahan pelaku.

“Dia (korban) bilang nggak tahu malu. Terus kemudian ke atas,” kata Alvi saat dimintai keterangan oleh Kasatreskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzi Pratama.

Merasa diremehkan, Alvi mengaku timbul niat untuk membunuh. Ia mengambil pisau dari dapur dan menuju kamar korban di lantai dua. 

Pada adegan ke-8, Alvi menusuk leher korban, lalu dilanjutkan dengan adegan mutilasi dari nomor 9 hingga 22. Proses mutilasi dilakukan di kamar mandi, termasuk pemisahan daging dari tulang. 

Polisi mencatat sebanyak 310 potongan tubuh ditemukan, dengan bagian kepala disembunyikan pelaku di belakang lemari.

Rekonstruksi yang digelar di Jalan Lidah Wetan Gg. 1 berlangsung di bawah pengamanan ketat. Sejak pukul 10.00 WIB, akses menuju lokasi ditutup oleh pihak kepolisian. 

Warga sekitar berkerumun, ingin menyaksikan jalannya proses rekonstruksi yang mengungkap detail pembunuhan sadis tersebut.

Sekitar pukul 11.05 WIB, Alvi tiba dengan mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan kepala plontos. Kehadirannya langsung memicu kemarahan warga.

Petugas kepolisian berupaya menenangkan situasi agar proses rekonstruksi tetap berjalan lancar. Tak lama kemudian, penyidik mulai memperagakan adegan demi adegan sesuai kronologi kejadian. (rus/mar)