PPK Ormawa Hima IPA dan Lingkungan Gelar ToT, Kenalkan Potensi Alam dan Pahami Risiko Bencana

PPK Ormawa Hima IPA dan Lingkungan Gelar ToT, Kenalkan Potensi Alam dan Pahami Risiko Bencana Kegiatan Training of Trainer (ToT) yang digelar oleh PPK Ormawa Hima IPA dan Lingkungan Unnes di Balai Desa Peron, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.

KENDAL, BANGSAONLINE.com – PPK Ormawa Hima IPA dan Lingkungan Universitas Negeri Semarang (Unnes) melaksanakan kegiatan Training of Trainer (ToT) di Balai Desa Peron, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jumat (3/10/2025).

Kegiatan yang bertema “Mengenal Keanekaragaman Hayati dan Bencana Alam di Desa Peron” itu diikuti oleh 23 peserta dari Desa Peron, dan menjadi salah satu rangkaian program PPK Ormawa Hima IPA dan Lingkungan yang berfokus pada penguatan kapasitas masyarakat dalam mengenal potensi alam, sekaligus memahami risiko bencana yang dapat terjadi di wilayah sekitar.

Berdasarkan informasi dari tim PPK Ormawa Hima IPA dan Lingkungan, Desa Peron merupakan salah satu desa dengan kekayaan alam yang tinggi, terletak di sekitar kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bodri dan lereng Gunung Ungaran, sehingga memiliki potensi besar baik dalam aspek keanekaragaman hayati maupun tantangan lingkungan.

Tujuan utama pelaksanaan ToT ini untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keanekaragaman hayati, serta bagaimana potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk mendukung mitigasi bencana alam.

Kegiatan ini turut menghadirkan Kader Konservasi Unnes, Rheza Rizky Al Fath’Qi sebagai pemateri utama. Dalam penyampaiannya, ia membahas berbagai hal penting mulai dari pengenalan keanekaragaman hayati dan potensinya, kondisi keanekaragaman hayati di Desa Peron, hingga keterkaitannya dengan DAS Bodri dan Gunung Ungaran sebagai sistem ekologi yang saling berhubungan.

Rheza menekankan bahwa keanekaragaman hayati bukan hanya aset alam, tetapi juga merupakan komponen penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan meminimalkan dampak bencana. Dia juga menyoroti potensi bencana alam di Desa Peron yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat berdampak pada keberlanjutan sumber daya alam setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Rheza juga menegaskan pentingnya pengembangan agroforestry kopi dan aren sebagai identitas lokal Desa Peron. Sistem agroforestry dinilai mampu menjaga tutupan lahan, meningkatkan ekonomi masyarakat, serta mempertahankan fungsi ekologis kawasan secara berkelanjutan.

Setelah sesi penyampaian materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan seluruh peserta. Dalam FGD ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk mendiskusikan kondisi nyata di lapangan terkait keanekaragaman hayati, potensi bencana, dan strategi mitigasi yang dapat dilakukan masyarakat. Suasana diskusi berlangsung aktif dan partisipatif, di mana peserta saling bertukar pengalaman dan gagasan mengenai bagaimana menjaga lingkungan sekitar mereka agar tetap lestari.

Seluruh peserta melakukan FGD usai penyampaian materi.

Melalui kegiatan ini, PPK Ormawa Hima IPA dan Lingkungan berupaya menanamkan nilai-nilai konservasi kepada masyarakat Desa Peron, sekaligus membangun kapasitas warga sebagai agen perubahan lingkungan.

Harapannya, pelatihan ini dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan masyarakat yang tangguh terhadap bencana, memiliki rasa kepemilikan terhadap sumber daya alam, serta mampu menjaga keanekaragaman hayati sebagai warisan penting bagi generasi mendatang.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara mahasiswa, akademisi, dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di tingkat desa. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Peron semakin sadar bahwa pelestarian alam bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi merupakan upaya bersama untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, aman, dan sejahtera. (msn)