SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Berubahnya Siola yang dulu merupakan mall tengah kota menjadi sebuah museum dan tempat pelayanan masyarakat, secara umum ada sisi baiknya. Karena masyarakat tidak perlu lagi mendatangi kantor pelayanan seperti UPTSA, dinas kependudukan dan catatan sipil yang tempatnya lumayan jauh.
Selain itu, Siola sekarang memiliki ruangan indah yang santai, sejuk dan mata bisa memandang di luar jendela yang serba kaca. Tempat pelayanan seperti ini, rasanya hanya dimiliki kota Surabaya.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Hanya saja, belum sempurnanya Siola sebagai tempat pelayanan masyarakat dikeluhkan oleh sebagian orang, terutama manula dan para wanita yang membawa bayi atau anak-anak untuk mengurus surat-surat yang dibutuhkan.
”Eskalatornya gak jalan mbak. Sumpek aku harus turun naik, capek rasanya,” keluh seorang warga yang sedang mengurus akte kelahiran putrinya. Sambil menggendong bayinya, perempuan itu turun tangga dengan terengah-engah karena harus naik ke lantai 3.
Di samping itu, area parkirnya juga kurang memadai. Tempat parkir dikelola oleh warga sekitar, harga sekali masuk Rp 3.000. Padahal kalau di kantor UPTSA hanya Rp 1.000,-. Yang lebih menjengkelkan, harga foto copy per lembarnya Rp 1.000,- sementara kalau di kantor UPTSA dan Dispendukcapil hanya Rp 200,-.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
BANGSAONLINE melihat banyaknya keuntungan yang disalahgunakan oleh warga setempat sangat mengecewakan masyarakat. Jhony, salah satu kabid di Dispendukcapil juga menerima keluhan tentang capeknya naik turun eskalator, harga parkir dan fotokopi yang mahal.
”Kalau pemkot yang memberi fasilitas untuk penyediaan fotokopi dengan harga normal berkisar Rp 200–250,- mungkin masyarakat tak perlu turun naik, dan eskalator mati pun tidak menjadi masalah,” terang Jhony.
Di samping itu, dengan area parkir seluas itu, alangkah menariknya jika pemkot, terutama Bapemas mengerahkan para UKM untuk berjualan makanan dan minuman agar masyarakat yang sedang menunggu antrean bisa membeli makanan atau minuman dan tak perlu harus turun ke bawah yang membuat kelelahan. (yul/rev)
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News